Alhamdulillah, Masjid Agung Syafana Al-Iman Kembali Jadi Saksi Ikrar Mualaf

 

SYAFANA NEWS – Alhamdulillah. Masjid Agung Syafana Al-Iman, di kampus Syafana Islamic School-Primary, Paradiso, Gading Serpong, kembali kedatangan tamu istimewa.

Seorang warga Lengkong Gudang Timur, mengikrarkan diri untuk memeluk agama Islam, dengan mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Syafana Al-Iman.

“Alhamdulillah, saya sudah mulai mempelajari agama Islam,” katanya, Kamis (23/1/2025).

Ikrar pembacaan dua kalimat syahadat ini, disaksikan oleh siswa dan guru Syafana Islamic School, dengan dipandu oleh Ustadz Salyono Siswo Utomo.

“Saya bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah,” ikrarnya.

Dengan pembacaan ikrar ini, maka mulai hari ini warga tersebut resmi meninggalkan agama lamanya Katolik, dan menjadi seorang pemeluk agama Islam yang dirahmati Allah.

“Masuk agama Islam sangat mudah, cukup mengucapkan dua kalimat syahadat. Dengan pengucapan syahadat ini, warga tersebut sah menjadi Muslim,” timpal Ust. Salyono.

Setelah pembacaan ikrar, beliau meraih sertifikat mualaf dari Masjid Syafana Al-Iman.

5 Sumber Penderitaan Manusia dan Cara Mengatasinya Menurut Sonny Abi Kim

SYAFANA NEWS – Pendiri Pola Pertolongan Allah (PPA) Institude, Sonny Abi Kim mengatakan, ada 5 sumber penderitaan dan 5 latihan jiwa untuk mencapai lapang dada.

Pertama, kata dia, adalah meratapi masa lalu.

“Padahal, yang sudah terjadi, bukan untuk diratapi, tapi ambil hikmahnya,” katanya, saat mengisi parenting MT Wardatul Jannah, di Masjid Syafana Al Iman, Syafana Islamic School Secondary BSD, Selasa (14/1/2025).

Untuk mengatasi sumber penderitaan ini, bisa dilakukan dengan melakukan latihan ridha.

Dengan ridha, dan mengikhlaskan masa lalu, maka seseorang dapat melangkah maju.

Kedua, lanjutnya, mencemaskan masa depan.

Menurutnya, rasa cemas merupakan senjata yang digunakan setan menakuti manusia.

“Ini senjata setan, kita dibisikkan rasa takut, rasa was-was di dada. Kenapa orang merasa cemas? Karena fokusnya berada di luar kendali manusia. Hal yang berada di luar kendali, solusinya adalah berserah,” jelasnya.

Saat menghadapi rasa cemas di dada, maka berserahlah hanya kepada Allah SWT.

Sumber penderitaan yang ketiga, tidak menghargai, dan tidak menikmati hari ini.

“Kita terlalu sibuk, sehingga tidak menghargai dan menikmati hari ini. Nilai suatu nikmat, baru kita sadari setelah hilang nikmat itu. Maka, solusinya adalah bersyukur,” katanya.

Keempat, sibuk dengan pandangan dan meletakkan kebahagiaan di mulut orang lain.

“Yang bikin manusia menderita bukan harta dan kesehatan, tapi terlalu sibuk memikirkan orang lain tentang dirinya. Betapa lelah dan ruginya hidup jika kita meletakkan kebahagiaan di mulut orang. Solusinya ikhlas. Gak harap dipuji, gak harap diakui orang lain. Pamrihnya hanya kepada Allah,” tambahnya.

Terakhir, menyimpan dendam, amarah, dan kebencian di dalam hatinya.

“Latihannya memaafkan dengan melihat bahwa kita sudah banyak dimaafkan Allah. Ketika sudah ditimbang amal kebaikan, sebelum masuk ke surga, kita akan diminta untuk saling memaafkan,” sambungnya.

Dijelaskan, 5 sumber penderitaan manusia itu bisa diatasi dengan cara dilatih setiap hari.

“Lapang dada itu kunci kehidupan. Lapang dada dalam hubungan kita kepada Allah, dan orang lain, termasuk dengan diri kita sendiri. Saya sangat menyakini, ini kunci kehidupan. Dasarnya apa, doa Nabi Musa,” tambahnya.

Lebih lanjut, dia menekan urutan doa Nabi Musa. Pertama, ya Allah, lapangkan dadaku.

“Dalam keadaan sulit, yang pertama diminta Nabi Musa lapangkan dadaku. Lalu, mudahkan urusanku. Lalu mana yang dulu, sukses dulu, baru bahagia? Atau sebaliknya, bahagia, baru sukses. Semua pakar sepakat, bahagia dulu baru sukses,” sambungnya.

Dijelaskan, sebelum para pakar sepakat untuk itu, Nabi Musa telah lebih dulu lewat doanya.

“Tetapi kita sering kebalik. Sebelum para pakar menyimpulkan itu, Nabi Musa udah lebih dulu. Makanya saya yakin banget, lapang dada itu adalah kunci,” pungkasnya.

Siswa Kindergarten Sambut Semester II dengan Riang Gembira

SYAFANA NEWS – Hari kedua masuk sekolah di Syafana Islamic School, dimulai dengan senyum ramah, sapa dan salam.

Seperti tampak di kampus Kindergarten Graha Raya, Bintaro Jaya. Tampak para siswa begitu bersemangat datang ke sekolah.

Meski diwarnai rintik hujan, satu persatu siswa datang dengan diantar oleh orangtua.

Kedatangan para siswa ini langsung disambut salam oleh para guru, staf dan tenaga kependidikan di depan gerbang sekolah.

Mereka saling mengucap salam, bersalaman, dan masuk secara tertib ke dalam sekolah.

Sebelum melakukan rutinitas belajar di kelas, para siswa melakukan pemanasan di hall dan murajaah secara bersama-sama.

Suasana ramah, penuh dengan kehangatan dan kekeluargaan ini juga terlihat di kampus-kampus lain Syafana Islamic School.

Seperti di kampus Kindergarten The Icon BSD, Gading Serpong dan Cilegon Park.

Tampak, guru, staf dan tenaga kependidikan menyambut dengan salam kedatangan siswa.

Principal Syafana Kindergarten Graha Raya, Firza Fitriani Natungga mengatakan, siswa terlihat bersemangat di hari kedua ini.

“Alhamdulillah, para siswa semangat masuk ke sekolah, meski cuaca kurang mendukung dan grimis,” katanya, Kamis (9/1/2025).

Menurutnya, Semester II tahun ajaran 2024-2025 ini istimewa, karena bertepatan dengan ulang tahun Syafana Islamic School yang ke-20 tahun.

“Di peringatan ke-20 tahun ini, kami semua terus berkomitmen untuk memberikan pendidikan terbaik dengan cinta,” paparnya.

Lebih lanjut, dirinya berharap, setiap langkah baik Syafana diberkahi oleh Allah SWT.

“Bersama-sama, mari kita wujudkan generasi yang unggul, kreatif, dan berakhlak mulia.
Semoga jalan kita selalu diberkahi,” tandasnya.

Syafana Islamic School Semarakkan Semester 2 dengan Segudang Kegiatan

SYAFANA NEWS – Hari pertama sekolah di Syafana Islamic School, berlangsung penuh ceria. Para siswa kembali bertemu guru dan rekan belajar mereka di kelas.

Managing Director Syafana Islamic School, Ust. Nanang Firdaus Masduki menyambut hangat kedatangan para siswa ke sekolah, setelah libur panjang Semester I tahun ajaran 2024-2025.

“Selamat datang kembali para siswa, semoga membawa keceriaan usai libur panjang Semester I tahun ajaran 2024-2025,” katanya, Rabu (8/1/2025).

Dikatakan, pada Semester II tahun ajaran 2024-2025 ini, akan banyak kegiatan yang dilakukan menyambut peringatan ulang tahun Syafana Islamic School yang ke-20 tahun.

“Dalam waktu dekat, kita akan mengadakan reuni akbar, Syafana run, tabligh akbar, dan Ramadhan camp, serta sejumlah kegiatan dan inovasi lainnya,” sambungnya.

Lebih lanjut, Ust. Nanang berharap, para siswa tetap semangat dan pantang menyerah dalam melatih bakat dan keterampilan, serta kemampuan akademiknya menjadi lebih baik lagi.

20 Tahun Syafana, Menjadi Perkasa karena Karya

SYAFANA NEWS – Ratusan guru, muhafizh, house parent, staf dan tenaga kependidikan Syafana Islamic School, mengikuti silaturahmi Semester II tahun ajaran 2024-2025.

Managing Director Syafana Islamic School, Nanang Firdaus Masduki mengatakan, pada usianya yang ke-20 tahun ini Syafana Islamic School harus melakukan banyak inovasi.

“Syafana kalau gak berinovasi akan ditinggal,” kata beliau, di Gedung Multi-purpose Hall Secondary, BSD City, Senin (6/1/2025).

Lebih lanjut, dikatakan, dalam mengajar para guru tidak boleh dibatasi oleh ruang kelas.

“Para guru juga harus melakukan inovasi, dia tidak boleh dibatasi mengajar dalam ruang kelas.. caranya bagaimana? Pakai teknologi. Ustadz sayyidah bisa gak? Bisa. Dengan menggunakan teknologi, antum dapat menginspirasi jutaan orang,” sambungnya.

Menurutnya, pada usia yang ke-20 tahun ini, Syafana Islamic School telah melewati masa-masa yang penuh dengan tantangan.

“Saat ini, Syafana sudah masuk 10 tahunnya yang kedua, di usia 20 tahun ini tinggal bagaimana maintenancenya. Itu semua karena kerja keras antum semua,” tambahnya.

Dijelaskan, yang membuat Syafana Islamic School bertahan hingga 20 tahun adalah karya. Pendidikan di Syafana, berhasil mencetak para siswa dengan kemampuan akademik dan spiritualitasnya yang bagus.

“Mengapa orang mengenal Syafana? Karena melihat karyanya, anak didiknya, setelah lulus jadi apa, kemampuan spiritualnya bagus. Ini pengakuan dari masyarakat,” ungkapnya.

Dikatakan, untuk memulai langkah besar seperti yang terjadi hari ini bukan perkara mudah dan penuh dengan tantangan.

“Berawal dari sebuah bangunan di Jalan Kelapa Gading Barat. Semua berawal dari sini. Semua peristiwa besar, selalu dimulai dari langkah pertama. Tidak ada Syafana Primary, Secondary, SIBS dan lain-lain, jika tidak ada ini. Jadi, apapun itu, ustadz sayyidah, kalau mau mulai, mulai saja,” sambungnya.

Lebih jauh, dirinya berharap, Syafana Islamic School mampu menjawab tantangan zaman dengan selalu melakukan inovasi-inovasi.