SYAFANA NEWS – Pendiri Pola Pertolongan Allah (PPA) Institude, Sonny Abi Kim mengatakan, ada 5 sumber penderitaan dan 5 latihan jiwa untuk mencapai lapang dada.
Pertama, kata dia, adalah meratapi masa lalu.
“Padahal, yang sudah terjadi, bukan untuk diratapi, tapi ambil hikmahnya,” katanya, saat mengisi parenting MT Wardatul Jannah, di Masjid Syafana Al Iman, Syafana Islamic School Secondary BSD, Selasa (14/1/2025).
Untuk mengatasi sumber penderitaan ini, bisa dilakukan dengan melakukan latihan ridha.
Dengan ridha, dan mengikhlaskan masa lalu, maka seseorang dapat melangkah maju.
Kedua, lanjutnya, mencemaskan masa depan.
Menurutnya, rasa cemas merupakan senjata yang digunakan setan menakuti manusia.
“Ini senjata setan, kita dibisikkan rasa takut, rasa was-was di dada. Kenapa orang merasa cemas? Karena fokusnya berada di luar kendali manusia. Hal yang berada di luar kendali, solusinya adalah berserah,” jelasnya.
Saat menghadapi rasa cemas di dada, maka berserahlah hanya kepada Allah SWT.
Sumber penderitaan yang ketiga, tidak menghargai, dan tidak menikmati hari ini.
“Kita terlalu sibuk, sehingga tidak menghargai dan menikmati hari ini. Nilai suatu nikmat, baru kita sadari setelah hilang nikmat itu. Maka, solusinya adalah bersyukur,” katanya.
Keempat, sibuk dengan pandangan dan meletakkan kebahagiaan di mulut orang lain.
“Yang bikin manusia menderita bukan harta dan kesehatan, tapi terlalu sibuk memikirkan orang lain tentang dirinya. Betapa lelah dan ruginya hidup jika kita meletakkan kebahagiaan di mulut orang. Solusinya ikhlas. Gak harap dipuji, gak harap diakui orang lain. Pamrihnya hanya kepada Allah,” tambahnya.
Terakhir, menyimpan dendam, amarah, dan kebencian di dalam hatinya.
“Latihannya memaafkan dengan melihat bahwa kita sudah banyak dimanfaatkan Allah. Ketika sudah ditimbang amal kebaikan, sebelum masuk ke surga, kita akan diminta untuk saling memaafkan,” sambungnya.
Dijelaskan, 5 sumber penderitaan manusia itu bisa diatasi dengan cara dilatih setiap hari.
“Lapang dada itu kunci kehidupan. Lapang dada dalam hubungan kita kepada Allah, dan orang lain, termasuk dengan diri kita sendiri. Saya sangat menyakini, ini kunci kehidupan. Dasarnya apa, doa Nabi Musa,” tambahnya.
Lebih lanjut, dia menekan urutan doa Nabi Musa. Pertama, ya Allah, lapangkan dadaku.
“Dalam keadaan sulit, yang pertama diminta Nabi Musa lapangkan dadaku. Lalu, mudahkan urusanku. Lalu mana yang dulu, sukses dulu, baru bahagia? Atau sebaliknya, bahagia, baru sukses. Semua pakar sepakat, bahagia dulu baru sukses,” sambungnya.
Dijelaskan, sebelum para pakar sepakat untuk itu, Nabi Musa telah lebih dulu lewat doanya.
“Tetapi kita sering kebalik. Sebelum para pakar menyimpulkan itu, Nabi Musa udah lebih dulu. Makanya saya yakin banget, lapang dada itu adalah kunci,” pungkasnya.
Write a Comment