SYAFANA NEWS – Generasi Qurani adalah yang mengambil pelajaran, kehidupan, dan menjadikan Al-Qur’an sebagai tuntutan hidup sehari-hari, seperti pada zaman keemasan Islam.
Semangat generasi Qurani ini penting untuk dihidupkan kembali, terutama dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari agar hidup menjadi berkah.
Hal inilah yang coba disampaikan dan dibahas oleh Ustadz Bobby Herwibowo, Founder Askar Kauny dalam kajian rutin di Kajian Parenting MT Wardatul Jannah Syafana Secondary BSD Secondary, BSD City, Kabupaten Tangerang.
Dikatakan dia, generasi Qurani adalah adalah generasi yang mengambil pelajaran, kehidupan, dan menjadikan Al-Qur’an sebagai tuntutan hidupnya, seperti pada zaman kemasan Islam.
“Mereka yang mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an akan mendapatkan jaminan dari Allah SWT, dan akan diangkat derajatnya,” katanya, kepada Syafana News, Selasa (26/9/2023).
Dilanjutkan dia, jaminan itu ada pada QS Al Jumuah ayat 2. Disebutkan, bahwa sebelumnya tidak ada yang kenal dengan sahabat nabi, tapi nama mereka akhirnya dicatat tinta emas sejarah emas.
“Karena Rasul mengajarkan dua hal saja, pertama kitab Al-Qur’an dan kedua sunah atau hikmah. dengan dua resep ini, mereka (para sahabat), menjadi manusia hebat,” jelasnya.
Diterangkan, bahwa sebelum mengenal Al-Qur’an, para sahabat itu termasuk dalam golongan orang yang sesat dan tertinggal. Tetapi, Allah mengangkat derajat mereka.
“Jadi semangat itu yang coba dibangkitkan. Sekarang lihat sendiri, betapa jauhnya kita dari Al-Qur’an, banyak yang tidak bisa baca dan ngerti isi Al-Qur’an,” ungkapnya.
Padahal, Allah sudah memberikan jaminan kebahagiaan dan kemudahan bagi mereka yang mempelajari dan menghafal Al-Qur’an. Hal ini pun tertuang dalam QS AL Qamar ayat 17, 22, 32 dan 40.
“Allah menyebutkan, sungguh telah kami mudahkan, adakah yang mau menghafal? Tapi kenapa menghafal Al-Qur’an itu susah, karena cara mengajarnya tidak mengikuti rasul,” ungkapnya.
Menurutnya, cara menghafal Al-Qur’an sangat mudah jika mengikuti jejak Rasul. Buktinya, para sahabat Nabi bisa menghafal dan paham dengan isi Al-Qur’an.
“Al-Qur’an diturunkan ke Rasul tidak pakai dibaca. Rasul itu tidak bisa baca dan tulis. Jadi, cara mengajar Rasul, dibacakan dan diikuti. Lalu Rasul bacakan, para sahabat ikuti,” jelasnya.
Metode mengajar cara Rasul itu, akhirnya diformulasikan menjadi dua oleh Ustadz Bobby Herwibowo. Pertama Suara Lantang, jadi untuk menghancurkan mental blok mereka yang ragu.
Menurutnya, jika seseorang terus diliputi rasa ragu, maka mereka tidak akan pernah melangkah. Dengan metode suara lantang ini, para penghafal Al-Qur’an ditanamkan rasa percaya diri.
“Untuk meyakinkan hati kita, bahwa tidak boleh ada keraguan. Maka, ikutin suara lantang, di luar salah atau benar, yang penting lantang dulu. Melangkah saja, jangan ragu,” terangnya.
Sedang yang kedua adalah Isyarat dengan Tangan. Isyarat dengan tangan adalah gerakan tangan yang digunakan untuk menghafal Al-Qur’an, seperti yang tercantum dalam surah Yasin.
“Isyarat tangan untuk tahu arti dan mendapat hafalan permanen. Karena yang bicara tangan saat hari kiamat. Itu dari surah Yasin, jadi ini menyimpan memori,” tutupnya.
Write a Comment