Rangkaian Acara Global Youth Summit 2020 Melbourne Australia

Oleh: Nanang Firdaus Masduki

Bagian 1

Rangkaian acara GYS 2020 yang berlangsung di Melbourne Australia, secara resmi di mulai pada hari Ahad tanggal 19 hingga 21 Januari 2020. Acara berlangsung di Melbourne Multicultural Hall, sebuah hall yang hanya beberapa ratus langkah dari hostel tempat peserta menginap.

Pada hari pertama, acara dimulai dengan parade bendera negara peserta diiringi musik dari Hello Music “Waltzing Matilda”. Kemudian sambutan dari panitia lokal, Pounce Global Australia dan Hemispheres Foundation Singapore serta sambutan dari pejabat kota Melbourne, Kevin Loey.

Selanjutnya adalah performing dari dua seniman Australia Natalya Vagner dan Joanna Selleck, yang memainkan lagu “dreams” karya N. Vagner. Dilanjutkan dengan penampilan tarian khas Aborigin pimpinan Alan Haris.

Sesi berikutnya adalah seminar dan tanya jawab oleh para pakar dalam berbagai bidang, diantaranya, seminar yang berjudul “Looking at Culture Through A Lens oleh Stephen Johnson, seminar : What Does A Suistanable Future Look Like? Oleh Cyrelle Field dari Dinas Lingkungan Hidup Australia. Kemudian “The Empowered Consumer : _ Sustainable Sally Williams dari 3 AW Radio. Kemudian 100% _Renewable Energy: A Realistic Future? Oleh Laura Bolortuya dari Mongolia. Kemudian seminar: “Leadership in The Environtment and Sustainibility Sector in Industry oleh Kathryn Sayers dari Bureau Veritas. Kemudian ditutup oleh Alison Taylor dari Resource Smart School dengan tema: Personal Carbon Footprint Review.

 

Bagian 2

Hari kedua rangkaian GYS 2020 berlangsung sejak pukul 09. 00 Waktu Melbourne. Kegiatan utama hari kedua adalah Model United Nations. Model United Nations adalah semacam simulasi sidang umum PBB yang rutin dilakukan setiap tahun.

Simulasi ini dilakukan dengan membagi setiap peserta untuk mewakili negara yang ditunjuk seperti Canada, Iran, Indonesia dan lain-lainnya. Dan bukan mewakili negaranya. Dengan demikian, mereka harus mencari data dan informasi negara yang diwakilinya serta harus mempertahankan argumennya dari “serangan” negara lain.

Siswa-siswi kita ada yang mewakili Turki, Inggris, Canada, Saudi Arabia dengan partner dari beberapa negara lain.

Bertindak sebagai Secretary General yang memimpin simulasi sidang umum PBB adalah Prof. DR. Ian Howe, seorang guru besar bidang ilmu sosial di RMIT.

Secara umum, model sidang umum PBB ini dibagi kedalam beberapa sesi yaitu: session 1: position Statement. Pada sesi ini setiap delegasi negara-negara sesuai abjad harus menyampaikan pernyataannya maksimal 3 menit.

Berikutnya adalah Session 2. Pada sesi ini, setiap delegasi dipersilahkan berdebat atas resolusi yang dikeluarkan dan mengungkapkan sikap negaranya. Sesi ini adalah sesi yang paling menarik. Dibawah bimbingan profesor Ian Howe selaku Secretary General, seluruh peserta dituntut untuk aktif mengungkapkan ide-ide dan sikap negaranya dalam sidang tersebut. Sesi berikutnya adalah session 3: Amandments. Dilanjutkan dengan session 4: Voting on the Final Resolution dan clossing adress oleh Secretary General. Dan terakhir adalah Conferences Concludes yang disampaikan oleh United Nations Associaton of Australia, Victorian Division.

Kegiatan Model United Nations ini menuntut siswa untuk banyak menggali berbagai informasi dan data tentang sebuah negara seperti ekonomi, politik, agama, sosial, demografi dan lain-lain. Kemudian siswa dilatih untuk menguasai kemampuan public speaking dan bahasa Inggris tentunya. Yang paling penting lagi, siswa harus memiliki self confidence yang mumpuni untuk terlibat aktif dalam forum itu.

Insya Allah, banyak hal yang bisa diambil pelajaran oleh anak-anak kita sebagai bekal bagi masa depannya. Keep spirit ya…

 

Bagian 3

Action For Earth Competition

Hari selasa tanggal 21 Januari 2020 adalah hari terakhir dan puncak acara dari rangkaian kegiatan GYS 2020 SUMMIT PROGRAME yang berlangsung Multicultural Hall Melbourne, Australia. Seperti sebelumnya, acara di mulai sejak pukul 09.00 waktu Melbourne.

Bagi siswa-siswi Syafana, keikutsertaan di GYS 2020 SUMMIT PROGRAME Melbourne Australia adalah untuk pertama kalinya. Sementara peserta dari negara-negara lain mayoritas pernah ikut serta di acara sejenis yang tahun sebelumnya diselenggarakan di Yogyakarta dan Singapura. Bahkan, juara bertahan tahun sebelumnya yang berasal dari Marawi International College Filipina juga ikut serta pada lomba kali ini. Karena sudah berpengalaman ikut serta pada summit sebelumnya, mereka sudah jauh-jauh hari mempersiapkan materi dan project unggulan yang akan dipresentasikan dengan baik. Bahkan protype project seperti maket dan miniatur yang akan dipresentasi dan dilombakan secara khusus mereka bawa dari negaranya masing-masing. Atau dokumentasi berupa foto dan rekaman video pelaksanaan project tersebut di sekolah atau lokasi project tersebut dilakukan.

Selain mata acara Actions for Earth Competition, seperti biasa rangkaian acara hari terakhir itu diisi pula dengan selingan kegiatan seminar seperti Sustainibility in School, Social Entrepreneurship- A Win Win Win, Sustainibility Fashionable/fashion Display, Marine Biology in The City dan Planting for the future yang disampaikan para pakar dibidangnya.

Kategori Lomba

Panitia Action for Earth Competiton GYS 2020 Summit membagi lombanya menjadi beberapa kategori sesuai usia peserta. Yaitu Junior Category yang diperuntukkan bagi siswa-siswi di bawah usia 15 tahun, Senior Category yang diperuntukan bagi siswa usia 16-18 tahun dan Youth Category yang diperuntukkan bagi siswa-siswi di atas 18 tahun.

Berdasarkan kategorisasi lomba berdasarkan usia tersebut, Syafana Islamic School yang mengirimkan 3 tim secara otomatis terbagi menjadi 1 tim ikut kategori junior dan 2 tim masuk kategori senior.
Untuk kategori tim junior terdiri dari Khansa Sayla Azizah, Shafira Amelia Shanty, Alayya Keisa Amarta Pujasinta, Gaizka Cika Maharani Sunartoputri, dan Faizul Haq Suhartono dengan project Timmy Turner. Adapun tim senior pertama terdiri Alejandra Marsha Ludwina, Larasati Putri Hanindyawanti, Garini Maura Maharani Sunartoputri, dan Raditya Paramasuta Anandito dengan project The Terra. Tim kategori senior kedua terdiri dari Muhammad Azka Hawarie Firdaus, Muhammad Faadhillah Akbar Baladewa, Muhammad Niero Alridhanargya dan Akbar Ramadhani Destu dengan project S.M.A.R.T. Farm.

Adapun format lomba dibagi menjadi dua bagian yaitu fase gugur dan grand final. Pada fase pertama, setiap tim dari semua kategori diberikan kesempatan selama satu menit untuk mempresentasikan projectnya secara global di hadapan dewan juri, peserta dan undangan. Dari seluruh peserta tersebut, dewan juri akan memilih masing-masing 6 tim untuk lolos ke fase berikutnya yaitu grand final. Kemudian ke 6 tim yang dinyatakan lolos sesuai kategorinya tersebut kembali harus mempresentasikan projectnya selama 4 menit di hadapan dewan juri. Artinya, sehebat apapun project yang akan dipresentasikan oleh sebuah tim, kalau gagal dalam kesempatan 1 menit pertama presentasi, maka tim tersebut gugur dan tidak lanjut ke babak grand final. Sebaliknya, jika lolos pada presentasi pertama, maka tim harus mempersiapkan diri untuk presentasi kedua di babak grand final.

Pengumuman Pemenang

Setelah setiap tim menyelesaikan presentasi 1 menit sistem gugur, dewan juri mengumumkan tim-tim mana saja yang berhak lolos ke babak grand final.

Dari 3 tim yang Syafana kirimkan, yang berhak lolos ke fase grand final adalah tim junior dan senior kedua. Sementara tim Syafana senior pertama tereliminasi dan tidak lanjut. Fase pertama berlangsung sangat menegangkan. Bahkan, tim yang lolos maupun yang tidak lolos sama-sama menangis karena saking emosionalnya khususnya setelah presentasi dan pasca pengumuman.

Suasana emosional belum selesai. Jelang sore hari, tiba saatnya masuk ke fase berikutnya yaitu grand final. Setiap tim diberi kesempatan selama 4 menit untuk menjelaskan projectnya di hadapan dewan juri. Bedanya dengan fase gugur adalah pada fase ini anggota tim harus menjelaskan secara detail project apa yang akan digarap maksimal 4 menit. Sebelumnya dewan juri memberikan kesempatan beberapa menit kepada setiap tim untuk melakukan latihan dan persiapan.

Pengumuman pemenang yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba.
Untuk kategori Junior, pemenang pertama berasal dari sekolah Middle Park Victoria yang mewakili Australia, kedua sekolah dari Malang binaan Unbraw mewakili Indonesia dan juara ketiga juga dari Bogor Indonesia.

Sementara untuk kategori Senior, juara pertama diraih oleh sekolah di Depok yang mewakili Indonesia dengan project J Soap. Juara Kedua diraih oleh tim Syafana yang terdiri dari Dewa, Akbar, Azka dan Niero dengan project S.M.A.R.T Farm. Adapun juara ketiga diraih oleh Filipina dengan project Sustainable Plock.

Penghargaan untuk Tim Syafana

Selain pemenang di berbagai kategori tersebut, panitia GYS 2020 Melbourne Australia juga memberikan penghargaan kepada Tim Syafana atas partisipasinya dalam pementasan musik angklung pada opening ceremony yang didukung oleh Lembaga Hello Music Australia.

Selamat ya untuk siswa-siswi Syafana. Belajar dan berlatih lebih keras lagi dan terus torehkan prestasi untuk Indonesia Jaya. Selamat.

Tunggu tulisan berikutnya:

“Dibalik Keseruan Lomba dan Pengumuman Pemenang Action for Earth Competition 2020”

 

 

Antara Spiritualitas, Manajemen Diri dan Membangun Habit Positif

Oleh: Nanang Firdaus Masduki

Beberapa hari setelah dimulainya kembali aktifitas program tahfidz 30 juz, saya medapati beberapa siswa dan siswi datang terlambat. Dan keterlambatannya pun variatif. Mulai dari terlambat 5 menit hingga 1 jam. Ketika saya dapati, siswa yang paling banyak terlambat adalah siswa-siswi secondary dan ada juga beberapa siswa primary. Saya pun minta mereka setengah lari agar segera bergabung dengan groupnya. Dan secara acak pula saya tanya alasan kenapa mereka terlambat. Hal yang sama juga saya lakukan kepada muhafidz yang datang terlambat. Tidak ada bedanya.

Banyak alasan yang keluar khas orang kita yang diutarakan oleh para peserta. Macam-macam alasan. Namun ada satu alasan yang membuat saya tertegun mendengarnya. Mereka terlambat katanya karena alasannya sebentar lagi mau lulus. Sebentar lagi mau pindah sekolah. Ada juga yang beralasan terlambatnya karena bangunnya telat dan sebagainya.

Ketika program ini pertama kali digulirkan, ada banyak alasan yang mendasari kenapa program ini harus diselenggarakan serta apa tujuan yang ingin dicapai. Saya pun yakin, bergabungnya anak-anak kita dalam program ini didasari oleh banyak pertimbangan. Diantara pertimbangan itu adalah:

Pertama, aspek spiritualitas.

Menjadi seorang penghafal Alquran (hafiz) tentu tidak mudah. Butuh niat yang kuat dan kerja keras yang luar biasa. Karenanya, banyak yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada seorang muslim yang berhasil menghafal Alquran.  Banyak dalil yang menyebutkan keutamaan para hafiz.
Di antaranya, hadis Rasulullah dari Usman bin Affan. Beliau pernah bersabda, “Sebaik-baiknya kalian adalah orang yang mempelajari dan mengajarkan Alquran (kepada orang lain),” hadis riwayat Imam Bukhari.

Hadis lain dari Ibnu Umar, Nabi bersabda, “Tidak boleh ada hasad (dengki) kecuali pada dua hal. (Pertama) kepada seorang yang telah diberi Allah (hafalan) Alquran, sehingga ia membacanya siang dan malam. (Kedua) kepada seorang yang dikaruniakan Allah harta kekayaan, lalu dibelanjakannya harta itu siang dan malam (di jalan Allah),” riwayat Bukhari dan Muslim.

Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa dari Buraidah al-Aslami ra, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah Saw. bersabda _ “Siapa yang membaca al-Qur’an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini? Dijawab “Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari al-Qur’an”. (HR. Al Hakim)_.

Cukuplah hadis-hadis tersebut menunjukkan keutamaan para penghafal dan pembaca Alquran. Di dalam Islam, menghafal Alquran merupakan amalan yang tinggi. Pelakunya mendapat derajat yang tinggi. Apalagi, dari ingatan merekalah kemurnian Alquran terus terjaga. Kendati demikian, hukum menghafal Alquran bukanlah fardhu ain, melainkan fardhu kifayah. Inilah alasan spiritualitas kenapa program ini diselenggarakan dan kenapa kita bergabung di dalamnya.

Kedua, aspek manajemen diri.

Allah Swt berfirman dalam QS. Al Ashr, bahwa sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh.  Dengan adanya manajemen diri dan waktu, sudah bisa dikatakan bahwa kita mampu beramal sholeh dan sepanjang hari kita, akan dipenuhi dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat. Manajemen diri adalah kemampuan seseorang untuk mengatur emosi, pikiran, dan perilakunya dalam situasi yang berbeda secara efektif dalam mengelola stres, mengendalikan impuls, dan memotivasi diri sendiri. Seseorang layak dikatakan mampu memenej dirinya tatkala ia mampu menetapkan dan bekerja menuju tujuan pribadi maupun akademiknya. Ciri-ciri seseorang berhasil dalam manajemen diri diantaranya adalah kemampuannya dalam kontrol impuls (impulse control), manajemen stres (stress management), menerapkan disiplin diri (self-discipline) dan mampu memotivasi diri (self-motivation), menetapkan tujuan (goal-setting) serta mampu memupuk kemampuan organisasional (organizational skills). Adapun tujuan manajemen diri pada hakikatnya adalah belajar bagaimana mengelola dan mengekspresikan emosi secara tepat, mengendalikan impuls, mengatasi tantangan, menetapkan tujuan, dan tekun.

Program tahfidz 30 juz juga demikian. Kegiatan ini diselenggarakan tidak hanya karena alasan spiritualitas saja, tapi bagaimana kita mendidik anak-anak kita tentang bagaimana manajemen diri dan waktu dalam sebuah lingkungan.

Ketiga, membangun Habit Positif.

Kita masih ingat beberapa tahun lalu, populer di kalangan muslim Indonesia sebuah gerakan sosial keagamaan yang mempunyai gaung sangat besar yaitu “gerakan sholat subuh berjamaah”. Pada awal-awal digulirkan, gerakan itu mampu menarik kaum muslim datang untuk sholat subuh berjamaah di mesjid-mesjid. Seiring waktu, gerakan itu kini mulai kurang terdengar lagi. Pertanyaannya ketika itu, setelah subuh berjamaah, apa program berikutnya? Apakah sekedar sholat subuh berjamaah terus bubar?Pointnya adalah semangat saja belum cukup. Tapi juga harus dibarengi dengan menyusun desain programnya, ditetapkan tujuannya dan dibentuk habitnya.

Beberapa hal yang perlu kita ketahui ketika kita ingin memulai sebuah kebiasaan baru dalam hidup antara lain merujuk kepada buku Habit Stacking karya S.J. Scoot. Ada beberapa hal terkait habit yang disebutkan dalam buku tersebut, diantaranya: pertama, kebiasaan baru akan terbentuk minimal dalam 20-60 hari. Kedua konsisten adalah kunci utama untuk membentuk kebiasaan atau habit. Ketiga, mulai dari hal paling dasar atau kecil. Keempat, lakukan kebiasaan yang menunjang masa depan anak-anak kita atau goal/tujuan secara jangka panjang. Kelima, lakukan sebuah kebiasaan secara bersamaan agar lebih mudah.

Sebuah kebiasaan yang kita bentuk dari awal setidaknya membutuhkan usaha dan kerja keras. Kalau tidak percaya, coba perhatikan kebiasaan yang sudah melekat dalam diri kita. Bangun pagi pukul 03.30 sekali-kali mungkin bisa dilakukan setiap orang. Tapi setiap hari bangun pada jam tersebut tidak bisa dilakukan semua orang. Menurut para ahli, yang perlu kita pahami, kemampuan badan untuk melakukan sesuatu secara rutin terpusat pada pikiran bawah sadar atau sering disebut subconscious mind . Kemampuan ini hanya akan terbentuk saat otak sudah merekam sebuah aktifitas dengan maksimal. Mudahnya kita pahami seperti ini. Kalau kita sudah terbiasa bangun pukul 03.30, secara refleks badan kita akan meresponsnya secara natural.

Berikutnya terkait konsistensi. Sebagaimana pepatah, konsisten adalah kunci. Membentuk kebiasaan baru tanpa komitmen sama saja omong kosong. Banyak orang yang gagal membentuk sebuah habit karena tidak sabar. Kebiasaan baru perlu dilakukan secara konsisten. Intinya, kita melakukannya terus menerus tanpa absen. Semakin sering kita melakukan maka semakin baik habit melekat di otak bawah sadar kita. Perlu juga dipahami bahwa penting untuk menjaga ritme sebuah habit di waktu yang sama.

Intinya, kesuksesan program tahfidz ditentukan oleh banyak faktor dan tentunya dalam rangka membentuk karakter siswa-siswi kita. Semangat spiritualias saja belum cukup. Tetapi harus dibarengi dengan kemampuan manajemen diri dan habit yang positif. Program tahfidz ini bukan saja bertujuan agar anak-anak kita mampu hafal 30 juz beserta maknanya. Tapi juga menjalani proses pendidikan karakter manusia-manusia unggul para calon pemimpin masa depan yang akan bermanfaat bagi sesama. So, tidak ada alasan terlambat datang atau berhenti di tengah jalan dalam mengikuti semua proses mulia ini. Wallahu Alam.

Menciptakan Masa Depan di Era Industri 4.0

Mukadimah
Beberapa abad yang lampau, seorang filsuf Yunani bernama Heraclitus pernah berkata: “Satu-satunya hal yang konstan di dunia ini adalah perubahan”. Selama ribuan tahun, sebagian besar penduduk dunia membuat berbagai benda dengan cara tradisional yang tidak pernah berubah. Baru kemudian lebih dari 250 tahun yang lalu, sebuah perubahan terjadi di Inggris. Orang-orang yang hidup selama revolusi Industri pertama, periode dari sekitar tahun 1760 hingga tahun 1840, menjadi saksi dari pertumbuhan pesat mesin dan industrialisasi. Revolusi industri pertama dimulai pada abad ke 17 hingga abad ke 19. Ketika itu masyarakat pertanian mulai berubah arah menjadi masyarakat urban. Banyak penemuan baru ketika itu seperti kereta api lintas, listrik dan penemuan lain yang mengubah tatanan masyarakat secara permanen. Industri besi, tekstil dan pengembangan mesin uap memainkan peran sentral dalam revolusi industri.

Revolusi industri kedua adalah lompatan besar berikutnya dalam teknologi dan masyarakat. Periodisasinya berlangsung antara tahun 1850 sampai tahun 1914. Atau tepatnya sebelum perang dunia I. Revolusi industri kedua merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan industri yang sudah ada sebelumnya seperti industri baja, minyak bumi dan penggunaan tenaga listrik untuk menciptakan produksi massal. Kemajuan teknologi pada periode ini antara lain penemuan telepon, bola lampu, piringan hitam, mesin pembakaran internal, mobil dan pesawat terbang. Bisa dibilang kalau revolusi industri kedua memungkinkan globalisasi dan menciptakan rancangan awal dunia kita hari ini.

Berikutnya adalah revolusi industri ketiga atau revolusi digital yang dimulai pada tahun 1950 sampai sekarang. Revolusi digital mengacu kepada kemajuan teknologi dari perangkat elektronik dan mekanik analog ke teknologi digital. Revolusi industri ketiga membawa semikonduktor, komputasi mainframe, komputasi personal dan internet menuju revolusi digital. Di era revolusi digital kita bisa menikmati cloud, internet dan beberapa jenis perangkat pintar yang mudah diakses. Hal-hal yang dulu dilakukan secara analog bergeser ke teknologi digital. Pergeseran dari perangkat elektronik dan mekanis analog ke teknologi digital sangat mendisrupsi industri. Elektronik dan teknologi informasi mulai mengotomatisasi produksi dan mengambil alih rantai pasokan global.

Revolusi Industri Keempat
Revolusi Industri 4.0 atau dikenal dengan Fourth Industrial Revolution (4IR) merupakan era industri keempat sejak revolusi industri pertama pada abad ke 18. Era 4IR ditandai dengan perpaduan teknologi yang mengaburkan batas antara bidang fisik, digital dan biologis atau secara kolektif disebut sebagai sistem siber-fisik (cyber-physical system/CPS). Frasa Revolusi Industri Keempat pertama kali diciptakan oleh Klaus Schwab pada tahun 2016 dan diperkenalkan pada pertemuan tahunan World Economic Forum di Davos Klosters, Swiss.

Menurut Schwab, Revolusi Keempat ini pada dasarnya berbeda dari tiga revolusi sebelumnya. Terutama menyangkut kemajuan teknologi sebagai ciri utama. Masih menurut Schwab, yang mendasari 4IR lebih banyak terletak pada kemajuan dalam komunikasi dan keterhubungan dibandingkan teknologi. Teknologi memiliki potensi besar untuk terus menghubungkan miliaran manusia ke jejaring dunia maya sehingga secara drastis meningkatkan efisiensi dalam banyak hal dan membantu meregenerasi lingkungan alam melalui pengelolaan aset yang lebih baik.
Era Revolusi Keempat ditandai dengan munculnya terobosan teknologi di sejumlah bidang. Bidang-bidang yang dimaksud meliputi bidang Robotika, Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI), Nanoteknologi Komputasi Kuantum (Quantum Computing), Bioteknologi, Internet of Things (Iot), Industrial Internet of Things_ (IIoT), Teknologi Nirkabel Generasi Kelima (5G), Aditif Manufaktur/pencetakan 3D dan industri kendaraan otonomi penuh (Fully Autonomous Vehicles).

Teknologi-teknologi tersebut mengubah tatanan hampir setiap industri di setiap negara. Besarnya jangkauan perubahan ini menandai transformasi seluruh sistem produksi, manajemen dan pemerintahan. Perubahan-perubahan Revolusi Industri 4.0 tanpa kita sadari sedang berlangsung dan menjadi semakin nyata di hadapan kita. Pertanyaannya, siapkah kita dan anak-anak generasi setelah kita menghadapi Revolusi Industri 4.0?

Dengan memahami arah perubahan yang terjadi, diharapkan kita menjadi lebih siap merangkul masa depan dan bertahan di dalamnya. Dengan menjadi generasi yang canggih mengelola dan memanfaatkan data dan informasi, mempersiapkan sejak dini, merancang program masa depan serta berteman dengan berbagai terobosan teknologi baru tersebut niscaya hal itu akan membuat kita survive bahkan menjadi pemenang di era Revolusi Industri 4.0.

Saatnya Mempersiapkan Masa Depan
Hari ini, kita berada di tengah-tengah Industri 4.0. Pemicunya adalah penyebaran global internet dan teknologi baru seperti sensor nirkabel serta kecerdasan buatan (AI). Seperti pendahulunya, Industri 4.0 akan secara radikal mengubah cara manusia hidup dan bekerja. Menurut para ahli, diperkirakan dalam 20 tahun yang akan datang sebagian tugas-tugas monoton dan berulang atau mudah-otomatis akan dilakukan oleh AI dan robot. Era baru akan ditentukan oleh AI, Robotik, otomatisasi, konektivitas di semua aspek, Smart City, Mobile Supercomputing dan kendaraan self-driving.

Revolusi Industri Keempat niscaya membawa beragam kemungkinan menarik, solusi-solusi baru untuk tantangan global dan peluang kerja untuk pekerjaan masa depan. Adalah sebuah fakta bahwa AI dan Robotika akan menyingkirkan tugas-tugas manusia. Dan banyak dari kita yang belum siap menghadapi pergolakan sosial besar-besaran dalam masyarakat. Oleh karena itu, ini akan menjadi alasan kuat mengapa institusi pendidikan harus difokuskan pada mempersiapkan siswa maupun mahasiswa untuk menguasai teknologi baru ini maupun untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh Robot maupun AI.

Mau tidak mau, perkembangan teknologi ini menuntut filsafat pendidikan baru yang radikal. Filsafat pendidikan yang bisa membuat kita terus belajar bagaimana menggunakan kreatifitas dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi baru. Maka setidaknya sistem pendidikan perlu diubah. Selama ini banyak institusi-institusi dunia yang hebat dan terhormat melahirkan banyak lulusan dengan gelar yang tidak praktis. Sekitar 65% anak-anak yang memasuki sekolah dasar saat ini akan berakhir dengan bekerja di profesi yang sekarang ini belum ada.

Program Robotika dan Artificial Intellegence (AI)
Dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi perubahan-perubahan teknologi di era Industri Keempat, Syafana Islamic School merancang program (introduction) pengenalan dan enrichment (pengayaan) bagi siswa-siswinya dalam bidang Robotika dan Articial Intellegence (AI). Sepengetahuan penulis, sejauh ini, program Robotika dan Artificial Intellegence (AI) belum masuk dalam kurikulum Sekolah Indonesia. Berbeda halnya dengan beberapa sekolah di China, Korea Selatan, Perancis, Taiwan dan Jepang yang memasukkan materi tersebut ke dalam kurikulum pendidikannya sejak pendidikan dasar.

Adapun penyelenggaraan program ini adalah murni inisiatif Syafana Islamic School yang ingin mempersiapkan siswa-siswinya dalam menyongsong perubahan teknologi di masa yang akan datang. Program ini adalah hasil kerjasama Syafana Islamic School dengan Robot Anak Negeri, sebuah institusi yang konsen dalam bidang-bidang tersebut yang dipimpin oleh Bpk. Riza Muhida, ST, M. Eng, Ph.D, Associate Professor in Mechatronics Engineering.

Program ini dimulai dengan sosialisasi dan pengenalan robotika kepada semua siswa di Primary kelas 4 dan 5 serta siswa Lower dan Upper Secondary di kelas masing-masing. Setelah itu, dengan mempertimbangkan minat, bakat, kecenderungan dan talent siswa, maka untuk tahap awal ini dipilihlah masing-masing 20 siswa/siswi Primary dan 20 siswa/siswi Secondary untuk mengikuti program ini. Kemudian selanjutnya dimintakan persetujuan kepada 40 orangtua siswa apakah akan mengikuti program ini atau tidak dengan segala konsekuensinya. Program ini bersifat opsional dan bukan wajib. Hanya diperuntukkan bagi yang berminat saja.

Rencananya, program ini akan dilaksanakan setiap hari sabtu selama 2 (dua) jam mulai semester yang akan datang pada tahun pelajaran 2019-2020. Seluruh peserta akan dibimbing langsung oleh tim bapak Riza dengan didampingi oleh Guru-Syafana Islamic School.

Harapan besar kami dengan diselenggarakannya program unggulan ini adalah akan lahir inovator-inovator unggul dalam bidang Robotika dan AI dari rahim Indonesia di masa yang akan datang. Harapannya, mereka akan menjadi pelaku utama perubahan di era Industri Keempat. Dan bukan hanya terpaku menjadi penonton dan customer berbagai hasil penemuan orang lain. Melihat minat, bakat, kecenderungan dan kualifikasi para mentor serta dukungan penuh Syafana dan seluruh orangtua, niscaya mimpi besar itu akan menjadi kenyataan. Wallahu A’lam Bishowab……