SYAFANA NEWS – Prilaku bullying di Syafana Islamic School-Upper Secondary mendapatkan perhatian sangat serius.
Para siswa pun melakukan ikrar antibullying di sekolah. Namun, ikrar saja tidak cukup. Apalagi, bullying bukan tindakan yang dengan begitu saja bisa dihilangkan.
Psikolog Syafana, Mira Kania Wardhani M.Psi., Psikolog mengatakan, semua pihak di Syafana terlibat dalam pengawasan siswa.
Dengan pengawasan tersebut, mulai dari OSIS, MPK, guru, hingga orangtua, diharapkan dapat mencegah dan menghindari prilaku bullying di sekolah.
“Jadi kita semua support dari sekolah, guru, OSIS dan MPK,” katanya, Jumat (12/1/2024).
Menurutnya, sudah ada SOP yang mengatur tentang penanganan bullying di sekolah. Pertama, instrumen bullying seperti pelaku, korban dan saksi, harus berani bicara.
“Makanya, pemimpin ikrar antibullying Ketua OSIS dan MPK. Jadi dia yang mengajak siswa berikrar agar siswa tidak melakukan bullying,” ungkapnya.
Melalui ikrar itu, diharapkan para siswa berani bicara dengan sesama mereka.
“Yang mana yang buat siswa nyaman, kadang banyak korban yang tidak nyaman bicara langsung pada guru, bisa ke Osis, MPK atau langsung ke konselor sekolah kita terbuka dan siap”
“Biasanya yg terjadi kasus agresi, seperti mengejek, atau bahkan sampai berantem. Kalau di Syafana kasus yang berulang-ulang dan sampai di ketuk palu kasus bullying, belum ada” jelasnya.
Meski demikian, pihak sekolah tetap menangani kasus tersebut dengan serius, seperti melakukan pemeriksaan dengan seksama terhadap semua fakta-fakta.
“Sekolah sudah punya alur SOP jika ada kejadian seperti itu, dari mulai korban, pelaku dan saksi, karena beberapa kasus agresi yang ditangani seperti itu,” katanya
Write a Comment