Hari Pramuka Nasional ke-63, Berikut Petikan Kutipan Robert Baden Powell yang Terkenal

SYAFANA NEWS – Peringatan hari Praja Muda Karana (Pramuka) ke-63 di Indonesia berlangsung penuh suka cita. Peringatan Hari Pramuka Nasional, dilakukan setiap 14 Agustus, berdasarkan Keppres Nomor 448 tahun 1961.

Untuk diketahui, gerakan Pramuka di Indonesia, berasal dari gagasan Robert Baden Powell tentang kepanduan di Inggris, pada 1907. Gerakan ini menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia (Hindia Belanda).

Hari lahir Robert Baden Powell, pada 22 Februari 1857 inilah yang kemudian dikenal Hari Pramuka Internasional.

Sedangkan pelopor gerakan kepanduan di Indonesia, diawali dengan berdirinya Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) oleh orang Belanda, yang kemudian menjadi Nederlands Indische Padvinders (NIP).

Pada 1916, S.P Mangkunegara VII membuat organisasi kepanduan sendiri di Tanah Air, tanpa campur tangan dari Belanda, dengan nama Javaansche Padvinders Organisatie (JPO).

Lahirnya JPO menjadi penyemangat berdirinya organisasi kepanduan lain di Indonesia. Baru pada 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka diperkenalkan di Istana Negara, sebagai Hari Pramuka Nasional.

Salah satu kutipan Robert Baden Powell yang cukup terkenal adalah: We must change boys from a ‘what can I get’ to a ‘what can I give’ attitude (Kita harus mengubah anak laki-laki dari sikap ‘apa yang bisa saya dapatkan’ menjadi sikap ‘apa yang bisa saya berikan).

Sah! Mira-Naura Pimpin OSIS Syafana Lower Secondary Periode 2024-2025

SYAFANA NEWS – Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS Syafana Islamic School-Lower Secondary berlangsung seru.

Tampak ratusan siswa Kelas 1, 2 dan 3 Syafana Lower Secondary begitu semangat mendukung kedua pasangan calon.

Kedua pasangan itu, terdiri dari pasangan nomor urut satu Janeeta-Khalilah dan pasangan nomor urut dua Mira-Naura.

Dengan membawa poster bergambar wajah masing-masing calon, para siswa tampak antusias mengikuti proses demokrasi itu.

Dimulai dengan debat seru masing-masing calon. Mereka saling menyampaikan visi dan misi, serta alasan layak meraih dukungan.

Kemudian, acara dilanjutkan dengan saling lempar pertanyaan dan penilaian, serta berbagi masukan dari para guru.

Setelah itu, dilanjutkan dengan acara inti pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS tahun 2024-2025, di Multi-Purpose Hall.

Suara gemuruh siswa langsung menggema, memenuhi ruangan Multi-Purpose Hall, saat penghitungan suara mulai dilakukan.

Suasana pun pecah, saat pengumuman pemenang dibacakan dari pasangan nomor urut dua dengan perolehan 187 suara.

Sedang pasangan nomor urut satu, meraih 177 suara, selisih 10 suara saja, dengan 39 suara dinyatakan tidak sah.

“Terima kasih banyak yang sudah pilih kita, mari kita bekerjasama bareng,” kata Mira dan Naura, usai terpilih, Rabu (7/8/2024).

Sementara itu, Vice Principal of Student Affairs – Lower Secondary, Ustadz Marjak mengatakan, pemilihan ini sangat penting.

“Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS periode 2024-2025 ini sangat penting sebagai pembelajaran demokrasi,” jelasnya.

Dilanjutkan, melalui pemilihan sederhana ini, para siswa akan belajar tentang pelaksanaan suatu pemilihan demokratis.

“Nanti 10 tahun lagi, mereka akan mengikuti pemilihan skala yang lebih besar, yakni Presiden dan Wakil Presiden,” jelasnya.

Melalui pergantian pengurus baru OSIS periode 2024-2025 ini diharapkan semakin menghidupkan dinamika di sekolah.

“Tentunya dengan adanya OSIS, harapan kita bisa mewadahi, menyalurkan aspirasi, dan memajukan bakat siswa,” tukasnya.

Adab Siswa Syafana Islamic School di Sekolah

SYAFANA NEWS – Pepatah Arab pernah menyatakan, “Al adabu Fauqol Ilmi” yang artinya adab lebih tinggi daripada ilmu.

Di Syafana Islamic School, pepatah ini mendapat perhatian serius. Bahkan masuk ke dalam Standar Operasional Procedure (SOP) yang harus ditaati guru dan siswa.

Mulai dari kedatangan siswa ke sekolah, sejak pagi para guru telah menyambut kedatangan siswa di depan pintu sekolah.

Satu persatu mereka salim dan mencium tangan guru yang menyambutnya, dengan terlebih dahulu mengucapkan salam.

Sesama teman di sekolah pun, para siswa juga saling mengucapkan salam saat bertemu. Begitupun saat bertemu dengan orang yang usianya lebih tua dari mereka.

Kebiasaan ini berlaku di seluruh kampus Syafana Islamic School, mulai Kindergarten, Primary, Lower, Upper hingga Boarding.

Kemudian, para siswa juga dibiasakan untuk selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan, seperti sebelum belajar, makan siang, masuk ke kamar mandi dan aktivitas lainnya.

Begitupun saat pulang sekolah. Para siswa akan salim dengan guru dan orangtua atau penjemputnya, serta mengucapkan salam.

Apresiasi Pentas Teater Tanah Air Beta Siswa Syafana di Gedung Kesenian Miss Tjitjih

SYAFANA NEWS – Pertunjukan Teater Tanah Air Beta, siswa Syafana Islamic School-Upper Secondary sukses menyihir pengunjung, di gedung kesenian Miss Tjitjih, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Di antara penonton yang hadir, tampak pemerhati seni pertunjukan Prof. Dr. Sugeng Riadi dan Prof. Dr. Imam Safi’i. Mereka mengaku terkesima dengan pementasan siswa bertajuk “Pamali” itu.

“Pamali atau Pemali merupakan hukum tidak tertulis yang berisi tentang pantangan dan larangan yang berlaku pada masyarakat tradisional di Indonesia,” kata Prof Sugeng, Senin (5/8/2024).


Dikatakan, hukum pemali di masyarakat mulai luntur digerus zaman. Anak-anak yang awalnya percaya dengan pemali, kini tidak lagi. Pemali pun telah menjadi artefak dari masa lalu.

“Pamali yang telah dianggap usang, diangkat lagi sebagai angin segar yang bisa mengingatkan kita banyak hal, bahwa merefleksi diri jauh lebih baik dari mencaci diri sendiri,” tambahnya.

Menurutnya, Pamali yang telah dianggap usang, disampaikan dengan segar melalui seni teater.

Sementara itu, Managing Director Syafana Islamic School Ustadz H Nanang Firdaus mengatakan, di tengah budaya konsumerisme, tajuk Pamali yang dipentaskan siswa menjadi sangat istimewa.

“Ini gak gampang. Anak-anak ini hidup di tengah konsumerisme, di tengah kota yang serba metropolis. Di tengah konsumerisme ini, mereka menampilkan sesuatu yang luar biasa,” katanya.

Selain pandai bermain teater, para siswa yang terlibat dalam pementasan juga diketahui sebagai juara matematika, hafiz Al-Qur’an 30 juz, dan anggota paskibraka.

“Inilah keseimbangan yang kita bangun, bahwa kecerdasan memiliki banyak aspek,” jelasnya.

“Hari ini kalian perform di Miss Tjitjih, saya bermimpi suatu saat ada di antara kalian yang perform di opera house Sydney City, di Western London, dan Amerika Serikat,” tambahnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, teater merupakan salah satu sarana dalam penyampaian informasi.

“Kalau hari ini ada ideologi trans-nasional yang menyatakan seni itu haram, seni itu tidak ada dalam Islam, saya ingin menyatakan bahwa seni itu bagian dari Islam,” pungkasnya

Detik-detik Menegangkan Diterimanya LPJ OSIS dan MPK 2023-2024

SYAFANA NEWS – Suasana pagi itu tampak tegang. Para pengurus OSIS dan MPK melaporkan LPJ selama setahun kegiatan.

Laporan LPJ disampaikan secara langsung dihadapan pengurus sekolah yang terdiri dari guru dan manajemen.

Sidang LPJ OSIS dan MPK 2023-2024 ini sangat penting untuk kepengurusan OSIS dan MPK kedepan.

Ustadz Nanang Jamachsari mengatakan, LPJ OSIS dan MPK ini bisa diterima dan tidak. Tergantung laporan yang disampaikan para siswa selama setahun kegiatan.

“LPJ MPK dan OSIS 2023-2024, apakah diterima atau tidak? Kalau diterima akan lebih mudah bagi kita atau sekolah untuk melangsungkan pengurus berikutnya. Tapi kalau ditolak, pengurus baru tidak akan dilantik sampai LPJ-nya diterima,” katanya, disambut sunyi siswa, Sabtu (2/8/2024).

Ada beberapa catatan penting untuk para pengurus OSIS dan MPK 2023-2024 harus segera diselesaikan untuk melengkapi laporan LPJ yang telah dibuat siswa.

Suasana semakin bertambah mencekam saat detik-detik pengumuman.

Ternyata, hasilnya adalah LPJ OSIS dan MPK 2023-2024 diterima dengan sangat baik oleh pihak sekolah.

“Diterima dengan sangat baik. Terima kasih semuanya. Kalian adalah calon pemimpin masa depan Indonesia,” ungkap Ustadz Sainur Rahim, Principal Syafana Islamic School-Upper Secondary.

Pengumuman oleh Ustadz Sainur ini pun disambut penuh suka cita oleh para siswa. Tampak, sejumlah siswa menitikkan air mata bahagia karena kerja keras mereka dihargai oleh sekolah dengan diterimanya LPJ ini.

Penuh Kebersamaan, Momen Makan Siang Bersama Siswa Syafana Islamic School

SYAFANA NEWS – Momen makan siang bersama siswa Syafana Islamic School-Primary, di Kampus Paradiso, Gading Serpong, penuh dengan kebersamaan.

Tampak, ratusan siswa sedang menikmati bekal santap makan siang bersama. Mereka duduk di kursi dan meja panjang saling berhadap-hadapan di dinning hall lantai 1 dan 4.

Dimulai dengan membaca doa makan bersama, satu persatu siswa membuka bekal makanan yang mereka bawa dari rumah dan katering dari sekolah. Terlihat, mereka makan dengan lahap.

Makan siang bersama ini merupakan budaya yaang dibangun terhadap para siswa agar untuk mempererat hubungan sesama siswa dan meningkatkan suasana riang gembira.

Syafana SBC Cambridge College, Melihat Indahnya Kota London

SYAFANA NEWS – Kegiatan Summer Boarding Courses (SBC) Syafana Islamic School, di Cambridge College, berlangsung menyenangkan dan menjadi pengalaman yang sangat berharga.

Para siswa tampak sangat menikmati kegiatan yang diadakan. Seperti yang terjadi pada Sabtu 27 Juli 2024 lalu misalnya. Para siswa diajak pergi ke London.

Dengan menggunakan bus, mereka menempuh 2 jam perjalanan. Pukul 11.00 mereka tiba di sana, dan mereka disambut dengan udara yang cukup sejuk dengan matahari yang cerah.

Kota London cukup ramai oleh turis dari penjuru dunia. Di antara para turis itu, terdapat siswa Syafana Islamic School yang tengah mengikuti SBC di Cambridge College.

Di sana, mereka berkumpul di tengah kota dan diberikan kesempatan untuk berkeliling melihat Kota London hingga pukul 14.00, dan kembali lagi di tempat awal mereka berkumpul.

Setelah itu, mereka makan siang di foodcourt dan kegiatan dilanjutkan menuju ke museum.

Mereka mendatangi The British Museum. Museum yang berisi benda-benda peninggalan kuno dari seluruh dunia, mulai dari Cina, Somalia, Afrika, dan masih banyak lagi.

Kegiatan di museum ini juga menyenangkan. Para siswa diberikan kesempatan untuk menjelajahi setiap sudut museum, dan melihat seluruh koleksi yang ada selama 90 menit.

Dari museum, para siswa lalu menuju London Eye. Dalam perjalanan ke London Eye ini, para siswa diajak menyeberangi Sungai Thames melalui jembatan yang membelah jantung Kota London.

“Seru banget, dan ramai. Turis dari berbagi negara ngumpul di sini,” ucap Michio, salah satu siswa Syafana Islamic School, setelah 45 menit berjalan, Sabtu (27/7/2024).

Para siswa mengantre untuk menaiki bianglala raksasa. Ketika naik, mereka melihat hamparan Sungai Thames dari atas sana dengan kapal-kapal yang sibuk di atas sungai.

Tidak hanya itu, gedung-gedung tinggi kota London terpantau berjejer. “Bagus banget, karena bentuk bangunan di sini sangat khas sekali. Saya suka,” kesan Vanno.

Setelah bianglala berputar ke bawah, mereka turun dan dicek kembali kehadirannya. Saat dinyatakan lengkap dan tidak ada yang tertinggal, mereka menaiki bus pulang ke Cambridge.

Tiba di sekolah, mereka disambut oleh pizza. Para siswa bersorak dan makan bersama.

Belajar Menyenangkan di Kampus SIBS BSD City

SYAFANA NEWS – Berbeda dengan santri kebanyakan, suasana belajar mengajar di Syafana Islamic School-Boarding (SIBS), BSD City, berlangsung sangat nyaman dan menyenangkan.

Lingkungan yang hijau dengan banyak ruang terbuka, lengkap dengan berbagai fasilitas penunjang, membuat siswa betah untuk berlama-lama di dalam kampus.

Koordinator SIBS, Zainal Mubarok mengatakan, dari total luas lahan 6.000 meter persegi, 40 persennya adalah ruang terbuka, terdiri dari lapangan olahraga, taman, hingga kolam renang.

“Para siswa juga ditemani oleh masing-masing guru pendamping yang dapat mengisi peran orangtua dalam melakukan pengawasan,” katanya, Rabu (24/7/2024).

Dijelaskan, kegiatan siswa boarding dimulai dari bangun pagi, pukul 04.00 WIB, melaksanakan salat tahajud. Dilanjutkan dengan salat subuh berjamaah dan zikir pagi.

“Sebelum berangkat ke sekolah, para siswa juga tahdizd menghafal Al-Qur’an. Baru kemudian mereka sarapan, mandi dan berangkat ke sekolah,” jelasnya.

Untuk diketahui, para santri SIBS terdiri dari siswa Lower dan Upper Secondary.

“Jam 06.30 WIB, para siswa sudah mulai berangkat ke sekolah dengan school bus dan kembali lagi ke boarding pukul 15.30 WIB,” sambungnya.

Setibanya di boarding, para siswa akan mengikuti salat ashar berjamaah dan melakukan olahraga, seperti futsal, basket, badminton, tenis meja, renang hingga panahan.

Selain itu, para siswa juga bisa mengikuti life skill, seperti cooking class dan food development. Kegiatan ditutup dengan zikir sore, dan salat magrib berjamaah.

Menariknya, salat berjamaah dilakukan oleh santri sebagai petugasnya, seperti menjadi imam salat, memimpin zikir dan membaca doa.

“Setelah salat magrib, para siswa murojaah, diselingi ilmu tajwid oleh Syekh Hassan Hedia. Setelah itu, makan malam dan dilanjutkan dengan salat isya berjamaa,” jelasnya.

Pada malam hari, kegiatan dilanjut dengan sharing season berbagai tema di taman dan ruang terbuka. Setelah itu, siswa belajar mandiri hingga istirahat pukul 21.00 WIB.

“Untuk menghilangkan kejenuhan, para siswa akan dihibur dengan berbagai kegiatan menarik, seperti live musik, nonton bareng, mabar game online, barbeque dan lainnya,” paparnya.

Selain itu, para juga akan outing di malam hari, ke masjid-masjid iconik di Jabodetabek.

“Melalui berbagai kegiatan ini, diharapkan para siswa siap menghadapi tantangan di masa depan, bermasyarakat dan bisa mengenal adat istiadat di Indonesia,” tukasnya.

Catatan Hari Ketiga Syafana Summer Boarding Courses di Cambridge College

*SYAFANA NEWS* – Tidak terasa, tiga hari sudah siswa Syafana Islamic School-Upper Secondary mengikuti Summer Boarding Courses, di Cambridge College, Inggris.

Setiap hari, para siswa selalu mendapatkan pengalaman baru yang bisa dipetik jadi pelajaran.

Pendamping siswa, Sayyidah Rarastiti Reineastu mengatakan, selama di Cambridge, para siswa Upper Syafana Islamic School mulai bisa mengikuti kebiasaan positif para pelajar di Cambridge College.

“Ini hari ketiga kami di Cambridge College, ada banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran oleh para siswa syafana tentang kebiasaan pelajar di sini,” katanya, Rabu (24/7/2024).

Dikatakan, kebiasaan para siswa di Cambridge College yang umum adalah berjalan kaki. Tidak hanya siswa, masyarakat di sana juga sangat gemar berjalan kaki.

“Aku merasa di sini anak-anak diajarkan lebih hidup sehat. Mereka harus jalan kaki setiap harinya untuk ke sekolah dari asrama dan itu cukup jauh. Tetapi mereka tampak senang,” jelasnya.

Adapun, jumlah siswa yang mengikuti Summer Boarding Courses adalah Faiz Aryasatya Ramadhan, Steven Emerson Amedeo, Ravanno Al Maliq, Michio Anindya Utomo, dan Athaya Billah Ramadhan.

Selain mulai terbiasa berjalan kaki, para siswa juga mendapatkan pengalaman baru dengan melakukan komunikasi langsung dengan siswa lain di Cambridge College.

Athaya Billah Ramadhan mengaku, ini merupakan kali kedua dia mengikuti Summer Boarding Courses, namun pertama kalinya di Cambridge College, London, Inggris.

“Tahun ini lebih enak. Makanannya di sini tuh lebih berasa. Staf dan para pengajarnya juga lebih asyik. Saya satu rumah dengan Vanno, dipisah dengan yang lainnya,” jelasnya.

Tentang pemisahan kamar itu, Sayyidah Rarastiti mengaku karena kedua siswa itu sama-sama telah berusia 17 tahun.

SBC – The journey to Cambridge

SYAFANA NEWS – Sunday, 21st July 2024, Upper Secondary Syafana Islamic School students, accompanied by me, left for the United Kingdom to partake in the Summer Boarding Courses at Cambridge College. They undertook a long 7-hour journey from Jakarta – Dubai. Then they waited 3 hours for the next flight departing to London which took another for 7 hours. Despite being tired, they were so enthusiastic. “I’m tired but really excited to participate in this programme,” said Faiz. As soon as we arrived at Heathrow airport, in London, we were awaited by our Programme representative from Spain named Natalia. She was so friendly and communicative. Then we were picked up by a driver from SBC and continued our journey to Cambridge for about 90 minutes. When we arrived we were greeted so warmly by the Principal of Cambridge College, Thom. Thereafter, our students were asked to complete the re-registration form and submit their suitcases to be delivered to the dormitory.

After leaving the dormitory, students had an opportunity to rest and clean up. After lunch, our students went straight to the hall to partake in orientation activities. They were divided into groups by disclosing their birth dates without speaking. Very exciting. Then several staff took them around Cambridge so they could get to know the environment.

On the second day, students followed the schedule starting with breakfast at 08.00, then they gathered again in the hall. Josh, the Student Director opened the activity splendidly by providing enthusiasm and motivation to the students. After that, they returned to class according to the major they chose. From the second to the fourth day, they will carry out activities in class.

This year, SBC in Cambridge College has 32 staff allocated, led by Thom, the Principal. In the first 2 weeks, Cambridge College was visited by 91 students, and in the following 2 weeks 112 students, including from Syafana Islamic School. “Apart from Indonesia, we were visited by students from many countries such as Romania, China, Japan, Russia, Italy, Turkey, Poland, America, Germany, Thailand, Brazil, and many more, so it’s 33 countries for all,” said Lakeisha, Welfare Manager.

Sydh Raras