Mukadimah
Beberapa abad yang lampau, seorang filsuf Yunani bernama Heraclitus pernah berkata: “Satu-satunya hal yang konstan di dunia ini adalah perubahan”. Selama ribuan tahun, sebagian besar penduduk dunia membuat berbagai benda dengan cara tradisional yang tidak pernah berubah. Baru kemudian lebih dari 250 tahun yang lalu, sebuah perubahan terjadi di Inggris. Orang-orang yang hidup selama revolusi Industri pertama, periode dari sekitar tahun 1760 hingga tahun 1840, menjadi saksi dari pertumbuhan pesat mesin dan industrialisasi. Revolusi industri pertama dimulai pada abad ke 17 hingga abad ke 19. Ketika itu masyarakat pertanian mulai berubah arah menjadi masyarakat urban. Banyak penemuan baru ketika itu seperti kereta api lintas, listrik dan penemuan lain yang mengubah tatanan masyarakat secara permanen. Industri besi, tekstil dan pengembangan mesin uap memainkan peran sentral dalam revolusi industri.
Revolusi industri kedua adalah lompatan besar berikutnya dalam teknologi dan masyarakat. Periodisasinya berlangsung antara tahun 1850 sampai tahun 1914. Atau tepatnya sebelum perang dunia I. Revolusi industri kedua merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan industri yang sudah ada sebelumnya seperti industri baja, minyak bumi dan penggunaan tenaga listrik untuk menciptakan produksi massal. Kemajuan teknologi pada periode ini antara lain penemuan telepon, bola lampu, piringan hitam, mesin pembakaran internal, mobil dan pesawat terbang. Bisa dibilang kalau revolusi industri kedua memungkinkan globalisasi dan menciptakan rancangan awal dunia kita hari ini.
Berikutnya adalah revolusi industri ketiga atau revolusi digital yang dimulai pada tahun 1950 sampai sekarang. Revolusi digital mengacu kepada kemajuan teknologi dari perangkat elektronik dan mekanik analog ke teknologi digital. Revolusi industri ketiga membawa semikonduktor, komputasi mainframe, komputasi personal dan internet menuju revolusi digital. Di era revolusi digital kita bisa menikmati cloud, internet dan beberapa jenis perangkat pintar yang mudah diakses. Hal-hal yang dulu dilakukan secara analog bergeser ke teknologi digital. Pergeseran dari perangkat elektronik dan mekanis analog ke teknologi digital sangat mendisrupsi industri. Elektronik dan teknologi informasi mulai mengotomatisasi produksi dan mengambil alih rantai pasokan global.
Revolusi Industri Keempat
Revolusi Industri 4.0 atau dikenal dengan Fourth Industrial Revolution (4IR) merupakan era industri keempat sejak revolusi industri pertama pada abad ke 18. Era 4IR ditandai dengan perpaduan teknologi yang mengaburkan batas antara bidang fisik, digital dan biologis atau secara kolektif disebut sebagai sistem siber-fisik (cyber-physical system/CPS). Frasa Revolusi Industri Keempat pertama kali diciptakan oleh Klaus Schwab pada tahun 2016 dan diperkenalkan pada pertemuan tahunan World Economic Forum di Davos Klosters, Swiss.
Menurut Schwab, Revolusi Keempat ini pada dasarnya berbeda dari tiga revolusi sebelumnya. Terutama menyangkut kemajuan teknologi sebagai ciri utama. Masih menurut Schwab, yang mendasari 4IR lebih banyak terletak pada kemajuan dalam komunikasi dan keterhubungan dibandingkan teknologi. Teknologi memiliki potensi besar untuk terus menghubungkan miliaran manusia ke jejaring dunia maya sehingga secara drastis meningkatkan efisiensi dalam banyak hal dan membantu meregenerasi lingkungan alam melalui pengelolaan aset yang lebih baik.
Era Revolusi Keempat ditandai dengan munculnya terobosan teknologi di sejumlah bidang. Bidang-bidang yang dimaksud meliputi bidang Robotika, Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI), Nanoteknologi Komputasi Kuantum (Quantum Computing), Bioteknologi, Internet of Things (Iot), Industrial Internet of Things_ (IIoT), Teknologi Nirkabel Generasi Kelima (5G), Aditif Manufaktur/pencetakan 3D dan industri kendaraan otonomi penuh (Fully Autonomous Vehicles).
Teknologi-teknologi tersebut mengubah tatanan hampir setiap industri di setiap negara. Besarnya jangkauan perubahan ini menandai transformasi seluruh sistem produksi, manajemen dan pemerintahan. Perubahan-perubahan Revolusi Industri 4.0 tanpa kita sadari sedang berlangsung dan menjadi semakin nyata di hadapan kita. Pertanyaannya, siapkah kita dan anak-anak generasi setelah kita menghadapi Revolusi Industri 4.0?
Dengan memahami arah perubahan yang terjadi, diharapkan kita menjadi lebih siap merangkul masa depan dan bertahan di dalamnya. Dengan menjadi generasi yang canggih mengelola dan memanfaatkan data dan informasi, mempersiapkan sejak dini, merancang program masa depan serta berteman dengan berbagai terobosan teknologi baru tersebut niscaya hal itu akan membuat kita survive bahkan menjadi pemenang di era Revolusi Industri 4.0.
Saatnya Mempersiapkan Masa Depan
Hari ini, kita berada di tengah-tengah Industri 4.0. Pemicunya adalah penyebaran global internet dan teknologi baru seperti sensor nirkabel serta kecerdasan buatan (AI). Seperti pendahulunya, Industri 4.0 akan secara radikal mengubah cara manusia hidup dan bekerja. Menurut para ahli, diperkirakan dalam 20 tahun yang akan datang sebagian tugas-tugas monoton dan berulang atau mudah-otomatis akan dilakukan oleh AI dan robot. Era baru akan ditentukan oleh AI, Robotik, otomatisasi, konektivitas di semua aspek, Smart City, Mobile Supercomputing dan kendaraan self-driving.
Revolusi Industri Keempat niscaya membawa beragam kemungkinan menarik, solusi-solusi baru untuk tantangan global dan peluang kerja untuk pekerjaan masa depan. Adalah sebuah fakta bahwa AI dan Robotika akan menyingkirkan tugas-tugas manusia. Dan banyak dari kita yang belum siap menghadapi pergolakan sosial besar-besaran dalam masyarakat. Oleh karena itu, ini akan menjadi alasan kuat mengapa institusi pendidikan harus difokuskan pada mempersiapkan siswa maupun mahasiswa untuk menguasai teknologi baru ini maupun untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh Robot maupun AI.
Mau tidak mau, perkembangan teknologi ini menuntut filsafat pendidikan baru yang radikal. Filsafat pendidikan yang bisa membuat kita terus belajar bagaimana menggunakan kreatifitas dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi baru. Maka setidaknya sistem pendidikan perlu diubah. Selama ini banyak institusi-institusi dunia yang hebat dan terhormat melahirkan banyak lulusan dengan gelar yang tidak praktis. Sekitar 65% anak-anak yang memasuki sekolah dasar saat ini akan berakhir dengan bekerja di profesi yang sekarang ini belum ada.
Program Robotika dan Artificial Intellegence (AI)
Dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi perubahan-perubahan teknologi di era Industri Keempat, Syafana Islamic School merancang program (introduction) pengenalan dan enrichment (pengayaan) bagi siswa-siswinya dalam bidang Robotika dan Articial Intellegence (AI). Sepengetahuan penulis, sejauh ini, program Robotika dan Artificial Intellegence (AI) belum masuk dalam kurikulum Sekolah Indonesia. Berbeda halnya dengan beberapa sekolah di China, Korea Selatan, Perancis, Taiwan dan Jepang yang memasukkan materi tersebut ke dalam kurikulum pendidikannya sejak pendidikan dasar.
Adapun penyelenggaraan program ini adalah murni inisiatif Syafana Islamic School yang ingin mempersiapkan siswa-siswinya dalam menyongsong perubahan teknologi di masa yang akan datang. Program ini adalah hasil kerjasama Syafana Islamic School dengan Robot Anak Negeri, sebuah institusi yang konsen dalam bidang-bidang tersebut yang dipimpin oleh Bpk. Riza Muhida, ST, M. Eng, Ph.D, Associate Professor in Mechatronics Engineering.
Program ini dimulai dengan sosialisasi dan pengenalan robotika kepada semua siswa di Primary kelas 4 dan 5 serta siswa Lower dan Upper Secondary di kelas masing-masing. Setelah itu, dengan mempertimbangkan minat, bakat, kecenderungan dan talent siswa, maka untuk tahap awal ini dipilihlah masing-masing 20 siswa/siswi Primary dan 20 siswa/siswi Secondary untuk mengikuti program ini. Kemudian selanjutnya dimintakan persetujuan kepada 40 orangtua siswa apakah akan mengikuti program ini atau tidak dengan segala konsekuensinya. Program ini bersifat opsional dan bukan wajib. Hanya diperuntukkan bagi yang berminat saja.
Rencananya, program ini akan dilaksanakan setiap hari sabtu selama 2 (dua) jam mulai semester yang akan datang pada tahun pelajaran 2019-2020. Seluruh peserta akan dibimbing langsung oleh tim bapak Riza dengan didampingi oleh Guru-Syafana Islamic School.
Harapan besar kami dengan diselenggarakannya program unggulan ini adalah akan lahir inovator-inovator unggul dalam bidang Robotika dan AI dari rahim Indonesia di masa yang akan datang. Harapannya, mereka akan menjadi pelaku utama perubahan di era Industri Keempat. Dan bukan hanya terpaku menjadi penonton dan customer berbagai hasil penemuan orang lain. Melihat minat, bakat, kecenderungan dan kualifikasi para mentor serta dukungan penuh Syafana dan seluruh orangtua, niscaya mimpi besar itu akan menjadi kenyataan. Wallahu A’lam Bishowab……
Write a Comment