Bagian 1
Rangkaian acara GYS 2020 yang berlangsung di Melbourne Australia, secara resmi di mulai pada hari Ahad tanggal 19 hingga 21 Januari 2020. Acara berlangsung di Melbourne Multicultural Hall, sebuah hall yang hanya beberapa ratus langkah dari hostel tempat peserta menginap.
Pada hari pertama, acara dimulai dengan parade bendera negara peserta diiringi musik dari Hello Music “Waltzing Matilda”. Kemudian sambutan dari panitia lokal, Pounce Global Australia dan Hemispheres Foundation Singapore serta sambutan dari pejabat kota Melbourne, Kevin Loey.
Selanjutnya adalah performing dari dua seniman Australia Natalya Vagner dan Joanna Selleck, yang memainkan lagu “dreams” karya N. Vagner. Dilanjutkan dengan penampilan tarian khas Aborigin pimpinan Alan Haris.
Sesi berikutnya adalah seminar dan tanya jawab oleh para pakar dalam berbagai bidang, diantaranya, seminar yang berjudul “Looking at Culture Through A Lens oleh Stephen Johnson, seminar : What Does A Suistanable Future Look Like? Oleh Cyrelle Field dari Dinas Lingkungan Hidup Australia. Kemudian “The Empowered Consumer : _ Sustainable Sally Williams dari 3 AW Radio. Kemudian 100% _Renewable Energy: A Realistic Future? Oleh Laura Bolortuya dari Mongolia. Kemudian seminar: “Leadership in The Environtment and Sustainibility Sector in Industry oleh Kathryn Sayers dari Bureau Veritas. Kemudian ditutup oleh Alison Taylor dari Resource Smart School dengan tema: Personal Carbon Footprint Review.
Bagian 2
Hari kedua rangkaian GYS 2020 berlangsung sejak pukul 09. 00 Waktu Melbourne. Kegiatan utama hari kedua adalah Model United Nations. Model United Nations adalah semacam simulasi sidang umum PBB yang rutin dilakukan setiap tahun.
Simulasi ini dilakukan dengan membagi setiap peserta untuk mewakili negara yang ditunjuk seperti Canada, Iran, Indonesia dan lain-lainnya. Dan bukan mewakili negaranya. Dengan demikian, mereka harus mencari data dan informasi negara yang diwakilinya serta harus mempertahankan argumennya dari “serangan” negara lain.
Siswa-siswi kita ada yang mewakili Turki, Inggris, Canada, Saudi Arabia dengan partner dari beberapa negara lain.
Bertindak sebagai Secretary General yang memimpin simulasi sidang umum PBB adalah Prof. DR. Ian Howe, seorang guru besar bidang ilmu sosial di RMIT.
Secara umum, model sidang umum PBB ini dibagi kedalam beberapa sesi yaitu: session 1: position Statement. Pada sesi ini setiap delegasi negara-negara sesuai abjad harus menyampaikan pernyataannya maksimal 3 menit.
Berikutnya adalah Session 2. Pada sesi ini, setiap delegasi dipersilahkan berdebat atas resolusi yang dikeluarkan dan mengungkapkan sikap negaranya. Sesi ini adalah sesi yang paling menarik. Dibawah bimbingan profesor Ian Howe selaku Secretary General, seluruh peserta dituntut untuk aktif mengungkapkan ide-ide dan sikap negaranya dalam sidang tersebut. Sesi berikutnya adalah session 3: Amandments. Dilanjutkan dengan session 4: Voting on the Final Resolution dan clossing adress oleh Secretary General. Dan terakhir adalah Conferences Concludes yang disampaikan oleh United Nations Associaton of Australia, Victorian Division.
Kegiatan Model United Nations ini menuntut siswa untuk banyak menggali berbagai informasi dan data tentang sebuah negara seperti ekonomi, politik, agama, sosial, demografi dan lain-lain. Kemudian siswa dilatih untuk menguasai kemampuan public speaking dan bahasa Inggris tentunya. Yang paling penting lagi, siswa harus memiliki self confidence yang mumpuni untuk terlibat aktif dalam forum itu.
Insya Allah, banyak hal yang bisa diambil pelajaran oleh anak-anak kita sebagai bekal bagi masa depannya. Keep spirit ya…
Bagian 3
Action For Earth Competition
Hari selasa tanggal 21 Januari 2020 adalah hari terakhir dan puncak acara dari rangkaian kegiatan GYS 2020 SUMMIT PROGRAME yang berlangsung Multicultural Hall Melbourne, Australia. Seperti sebelumnya, acara di mulai sejak pukul 09.00 waktu Melbourne.
Bagi siswa-siswi Syafana, keikutsertaan di GYS 2020 SUMMIT PROGRAME Melbourne Australia adalah untuk pertama kalinya. Sementara peserta dari negara-negara lain mayoritas pernah ikut serta di acara sejenis yang tahun sebelumnya diselenggarakan di Yogyakarta dan Singapura. Bahkan, juara bertahan tahun sebelumnya yang berasal dari Marawi International College Filipina juga ikut serta pada lomba kali ini. Karena sudah berpengalaman ikut serta pada summit sebelumnya, mereka sudah jauh-jauh hari mempersiapkan materi dan project unggulan yang akan dipresentasikan dengan baik. Bahkan protype project seperti maket dan miniatur yang akan dipresentasi dan dilombakan secara khusus mereka bawa dari negaranya masing-masing. Atau dokumentasi berupa foto dan rekaman video pelaksanaan project tersebut di sekolah atau lokasi project tersebut dilakukan.
Selain mata acara Actions for Earth Competition, seperti biasa rangkaian acara hari terakhir itu diisi pula dengan selingan kegiatan seminar seperti Sustainibility in School, Social Entrepreneurship- A Win Win Win, Sustainibility Fashionable/fashion Display, Marine Biology in The City dan Planting for the future yang disampaikan para pakar dibidangnya.
Kategori Lomba
Panitia Action for Earth Competiton GYS 2020 Summit membagi lombanya menjadi beberapa kategori sesuai usia peserta. Yaitu Junior Category yang diperuntukkan bagi siswa-siswi di bawah usia 15 tahun, Senior Category yang diperuntukan bagi siswa usia 16-18 tahun dan Youth Category yang diperuntukkan bagi siswa-siswi di atas 18 tahun.
Berdasarkan kategorisasi lomba berdasarkan usia tersebut, Syafana Islamic School yang mengirimkan 3 tim secara otomatis terbagi menjadi 1 tim ikut kategori junior dan 2 tim masuk kategori senior.
Untuk kategori tim junior terdiri dari Khansa Sayla Azizah, Shafira Amelia Shanty, Alayya Keisa Amarta Pujasinta, Gaizka Cika Maharani Sunartoputri, dan Faizul Haq Suhartono dengan project Timmy Turner. Adapun tim senior pertama terdiri Alejandra Marsha Ludwina, Larasati Putri Hanindyawanti, Garini Maura Maharani Sunartoputri, dan Raditya Paramasuta Anandito dengan project The Terra. Tim kategori senior kedua terdiri dari Muhammad Azka Hawarie Firdaus, Muhammad Faadhillah Akbar Baladewa, Muhammad Niero Alridhanargya dan Akbar Ramadhani Destu dengan project S.M.A.R.T. Farm.
Adapun format lomba dibagi menjadi dua bagian yaitu fase gugur dan grand final. Pada fase pertama, setiap tim dari semua kategori diberikan kesempatan selama satu menit untuk mempresentasikan projectnya secara global di hadapan dewan juri, peserta dan undangan. Dari seluruh peserta tersebut, dewan juri akan memilih masing-masing 6 tim untuk lolos ke fase berikutnya yaitu grand final. Kemudian ke 6 tim yang dinyatakan lolos sesuai kategorinya tersebut kembali harus mempresentasikan projectnya selama 4 menit di hadapan dewan juri. Artinya, sehebat apapun project yang akan dipresentasikan oleh sebuah tim, kalau gagal dalam kesempatan 1 menit pertama presentasi, maka tim tersebut gugur dan tidak lanjut ke babak grand final. Sebaliknya, jika lolos pada presentasi pertama, maka tim harus mempersiapkan diri untuk presentasi kedua di babak grand final.
Pengumuman Pemenang
Setelah setiap tim menyelesaikan presentasi 1 menit sistem gugur, dewan juri mengumumkan tim-tim mana saja yang berhak lolos ke babak grand final.
Dari 3 tim yang Syafana kirimkan, yang berhak lolos ke fase grand final adalah tim junior dan senior kedua. Sementara tim Syafana senior pertama tereliminasi dan tidak lanjut. Fase pertama berlangsung sangat menegangkan. Bahkan, tim yang lolos maupun yang tidak lolos sama-sama menangis karena saking emosionalnya khususnya setelah presentasi dan pasca pengumuman.
Suasana emosional belum selesai. Jelang sore hari, tiba saatnya masuk ke fase berikutnya yaitu grand final. Setiap tim diberi kesempatan selama 4 menit untuk menjelaskan projectnya di hadapan dewan juri. Bedanya dengan fase gugur adalah pada fase ini anggota tim harus menjelaskan secara detail project apa yang akan digarap maksimal 4 menit. Sebelumnya dewan juri memberikan kesempatan beberapa menit kepada setiap tim untuk melakukan latihan dan persiapan.
Pengumuman pemenang yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba.
Untuk kategori Junior, pemenang pertama berasal dari sekolah Middle Park Victoria yang mewakili Australia, kedua sekolah dari Malang binaan Unbraw mewakili Indonesia dan juara ketiga juga dari Bogor Indonesia.
Sementara untuk kategori Senior, juara pertama diraih oleh sekolah di Depok yang mewakili Indonesia dengan project J Soap. Juara Kedua diraih oleh tim Syafana yang terdiri dari Dewa, Akbar, Azka dan Niero dengan project S.M.A.R.T Farm. Adapun juara ketiga diraih oleh Filipina dengan project Sustainable Plock.
Penghargaan untuk Tim Syafana
Selain pemenang di berbagai kategori tersebut, panitia GYS 2020 Melbourne Australia juga memberikan penghargaan kepada Tim Syafana atas partisipasinya dalam pementasan musik angklung pada opening ceremony yang didukung oleh Lembaga Hello Music Australia.
Selamat ya untuk siswa-siswi Syafana. Belajar dan berlatih lebih keras lagi dan terus torehkan prestasi untuk Indonesia Jaya. Selamat.
Tunggu tulisan berikutnya:
“Dibalik Keseruan Lomba dan Pengumuman Pemenang Action for Earth Competition 2020”
Write a Comment