Upacara HUT RI ke-79 di Syafana Islamic School, Nanang Firdaus Masduki Ingatkan Penjajahan Modern Ekonomi dan Budaya

SYAFANA NEWS – Ratusan siswa Syafana Islamic School-Upper Secondary mengikuti upacara peringatan HUT RI ke-79.

Upacara dimulai dengan pembacaan teks proklamasi, tepat pukul 07.18 WIB dan dilanjutkan dengan mengheningkan cipta, serta pembukaan UUD 45 dan Pancasila yang dipimpin Managing Director Syafana Islamic School, H Nanang Firdaus Masduki.

Dalam sambutannya, H Nanang tampak berapi-api melakukan refleksi kemerdekaan dan membakar semangat para siswa.

“Kalian sudah sarapan? Kalian bisa sarapan karena kemerdekaan. Dulu, nenek moyang kita tidak bisa makan roti, yang hanya bisa dinikmati penjajah. Kalian ke sini naik apa? Motor, mobil? Dulu yang bisa naik mobil hanya orang-orang kulit putih, pendatang di negeri ini,” katanya, Sabtu (17/8/2024).

Dilanjutkan H Nanang, pada masa penjajahan kehidupan rakyat Indonesia sangat sulit.

“Kalian tahu Jalan Harmoni, Jakarta, dulu hanya orang Belanda yang boleh lewat jalan itu. Kalian sekolah di mana? Sebelum Indonesia merdeka, yang boleh sekolah hanya orang Belanda dan yang dekat dengan Belanda. Sedang leluhur kita tidak boleh sekolah. Baru setelah Indonesia merdeka, kita boleh sekolah,” sambungnya.

Tampak para siswa mendengarkan dengan penuh perhatian wejangan yang diberikan.

Suasana upacara bendera berlangsung sangat hening. Para siswa, guru, staf dan manajemen terlihat sangat antusias mengikuti seremonial tahunan tersebut.

“Saya berpesan, jaga negeri ini. Apakah Indonesia akan dijajah kembali? Secara fisik mungkin akan sulit, karena tentara kita salah satu yang terbesar di dunia. Tetapi penjajahan moden, melalui ekonomi, sosial dan tekanan politik,” ungkap H Nanang lagi.

Dijelaskan, tantangan generasi muda Indonesia kedepan akan jauh lebih sulit dan berat. Namun, harus dihadapi dengan penuh rasa percaya diri dan keyakinan.

“Maka, jadilah tuan rumah di negeri sendiri. Kalau kalian ingin fokus mengembangkan budaya, kenalkan budaya Indonesia yang beragam ke dunia, produksilah apa yang kalian konsumsi dan nikmati dari tangan kalian sendiri,” tambah H Nanang.

Mengenakan kopiah hitam dan safari putih, H Nanang terlihat gagah di atas podium.

Dikatakan, Indonesia kini mulai menghadapi penjajahan modern secara ekonomi dan budaya dengan sasaran generasi mudanya.

“Hari ini kita dijajah secara ekonomi oleh asing. Banyak anak muda yang lebih mencintai budaya asing dari pada budaya leluhur. Hari ini, orang lebih bangga menyatakan idola mereka dari Barat, dan dari timur jauh,” ungkapnya tajam.

Menurutnya, Indonesia memiliki banyak keunggulan yang tidak dimiliki bangsa lain.

“Indonesia memiliki 17 ribu pulau, dengan 900 suku bangsa dan bahasa. Tahukah kalian banyak di negeri sana, bangsanya sama, sukunya sama, tapi saling berperang. Tapi karena Indonesia disatukan oleh Pancasila dan UUD 45, semua bisa terjaga. Jadi beruntung lah kalian,” tegasnya.

Tugas siswa Syafana Islamic School di masa yang akan datanglah, menjaga Pancasila dan UUD 45 agar Indonesia tetap jaya.

“Tugas kalian kedepan adalah menjaga Indonesia, menjaga Pancasila dan UUD 45. Kita adalah bangsa bineka tunggal ika. Cara terbaik mengisi kemerdekaan adalah dengan menggali berbagai potensi kalian, dengan belajar sekeras mungkin. Baru kalian bisa menguasai Dunia,” terangnya.

Terakhir, H Nanang berpesan kepada para siswa untuk selalu belajar dan menggali budaya lokal yang ada di Indonesia.

“Maka itu, di Syafana kalian belajar tentang budaya lokal, tarian lokal, dan kearifan lokal agar kalian mencintai itu, karena bangsa lain tidak memiliki itu. Kenalkan Indonesia di mata Dunia. Itulah tugas anak-anak Syafana di masa yang akan datang,” pungkasnya.

1 Comment

  • Sainur Rahim

    Nurturing the future leaders.

  • Write a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *