dr. Kustri Suharningsih
(Parent of Keanu Hafidza Hanan P-6C)
Bertugas di Puskesmas Pagedangan – Tangerang
Saat ini, kasus Covid – 19 di Indonesia sudah menurun. Indonesia berada dalam 3 terendah di ASEAN untuk penambahan kasus kumulatif covid selama 7 hari dari tanggal 26 Oktober 2021 -1 November 2021. Akan tetapi , masih ada beberapa negara yang mengalami lonjakan kasus. Negara –negara tersebut yaitu Inggris, Rusia, Singapura dan Vietnam. Lonjakan kasus di Inggris terjadi karena munculnya varian baru yaitu Delta Plus atau AY.4.2 yang merupakan turunan dari Varian Delta. Varian ini ditemukan di Inggris pada Juli 2021. Rendahnya tingkat vaksinasi dan ketidakpercayaan masyarakat kepada vaksin diperkirakan sebagai akibat penyebab terjadinya lonjakan kasus di Rusia. Sementara itu banyak factor yang diduga menjadi penyebab meningkatnya kasus di Singapura, yaitu penyebaran Varian Delta, bermunculannya klaster aktivitas masyarakat seperti di pusat perbelanjaan, tempat kerja, asrama, dan stasiun serta masih banyaknya lansia yang enggan divaksin. Melonjaknya kasus Covid-19 di Vietnam akibat bermunculannya klaster pasar dan industry, seperti kawasan industry di Ho Chi Minh yang saat itu menjadi episentrum dalam penularan Covid-19.
Indonesia mengalami lonjakan kasus yang cukup hebat yang menyebabkan terjadinya gelombang ke dua covid -19 saat itu. Penyebabnya dipicu oleh adanya periode libur panjang 2020 dan 2021, yaitu :
- Libur Idul Fitri 2020
Penambahan 413-559(68-93%) kasus harian baru dan penambahan 2889-3917 kasus mingguan.
- Libur Kolektif Maulid Nabi dan Natal 2020
Penambahan 1157-5447 (37-95%) kasus harian baru dan penambahan 8096-38.340 kasus mingguan.
- Libur Idul Fitri 2021
Penambahan 1972-46297 (53-1.237%) kasus harian baru dan penambahan 13.931-324.207 kasus mingguan.
Faktor lain yang memperparah kondisi adalah munculnya Varian Delta serta cakupan vaksinasi yang masih rendah saat itu. Terkait Varian Covid 19, dikenal dua varian yaitu, Variant Of Interest (VOI) dan Variant Of Concern (VOC). VOI adalah varian SARS-CoV-2 yang mengalami perubahan genetic, diperkirakan mempengaruhi karakteristik virus (penularan, keparahan penyakit, pelepasan kekebalan, pelepasan diagnostic atau terapeutik), dan diidentifikasi sebagai penyebab penularan komunitas yang signifikan atau beberapa klaster Covid-19, dan menyebabkan dampak epidemiologis nyata lainnya yang menunjukan risiko yang muncul terhadap kesehatan masyarakat global. Yang termasuk dalam VOI adalah varian Lambda, Mu,Kappa, Iota,Eta,Epsilon. VOC adalah Varian SARS CoV-2 yang terbukti terkait dengan perubahan pada tingkat signifikansi kesehatan masyarakat yaitu peningkatan penularan, peningkatan virulensi dan penurunan efektivitas kesehatan masyarakat dan tindakan social atau diagnostic yang tersedia, vaksin, therapy. Yang termasuk dalam Varian ini diantaranya Alpha, Beta, Delta dan Gamma. Pada tanggal 26 November 2021 WHO telah mengumumkan Varian VOC baru yang diberi nama Omicron. Varian ini diketahui menyebar sangat cepat di Afrika Selatan dan penyebarannya lebih cepat dibandingkan Delta dan Beta. Varian ini disinyalir meningkatkan risiko reinfeksi pada orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19. Mutasi pada varian Omicron, berpotensi menurunkan kemampuan respon imun terhadap Covid 19. Potensi ini dapat menurunkan kemampuan vaksin dan therapy antbody. Saat ini, Omicron telah terdeteksi di beberapa negara yaitu :
Berkaca dari pengalaman yang telah lalu dan dengan ditemukannya varian baru covid-19, kita seharusnya dapat mengambil banyak pelajaran berharga. Bahwa meskipun saat ini kasus sudah melandai dan vaksinasi sudah jauh lebih baik capaiannya, kita harus tetap waspada dan tidak boleh lengah. Sebentar lagi kita akan memasuki libur Natal dan Tahun Baru . Waspada selalu akan sekecil apapun kenaikan kasus dan waspadai terjadinya gelombang ke 3 covid di Indonesia. Penanganan pandemi tidak bisa dilakukan oleh satu sektor saja,melainkan butuh komitmen bersama, butuh kekompakan dan disiplin dan konsisten melakukan upaya-upaya preventif yang sudah ditetapkan. Pemerintah bersama –sama pihak berwenang yang terkait telah menyusun beberapa strategi sebagai antisipasi terjadinya gelombang ke 3 saat libur Natal dan Tahun Baru yaitu :
- Penyesuaian pembukaan aktivitas diikuti pengendalian di lapangan yang ketat.
- Menertibkan mobilitas pelaku perjalanan international dengan aturan protokol kesehatan yang ketat.
- Memastikan mayarakat tetap melakukan 3M dengan disiplin dan konsisten.
- Mempercepat laju vaksin pada seluruh kelompok umur (terutama lansia dan anak).
- Kampanye protokol kesehatan untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakkat dan pembentukan satgas 3M di fasilitas publik.
- Mengoptimalkan peran dan fungsi Posko Desa/ kelurahan.
- Memperkuat peran PEMDA dalam mengawasi kegiatan masyarakat dan melakukan edukasi protokol kesehatan.
- Penggunaan PeduliLindungi sebagai aplikasi skrining dan penerapan protokol kesehatan digital.
- Mempersiapkan stok obat, vaksin, kesiapan respon RS, perawat serta dokter untuk antisipasi lonjakan kasus.
Mari kita dukung upaya-upaya pemerintah tersebut dengan turut mengambil bagian dan berperan aktif dimulai dari diri sendiri dan linkungan keluarga terdekat, sambil terus mengajak dan mengingatkan masarakat lain untuk selalu menerapkan protokol kesehatan yaitu Mencuci Tangan, Menggunakan Masker, Menjaga Jarak , Menghindari kerumunan, Mengurangi mobilitas dan Segera melakukan vaksinasi Covid-19. Jaga diri dengan lingkungan yang positif dan membangun,penuhi asupan tubuh agar tetap sehat , bangit untuk menggerakan roda ekonomi dan bersama-sama kita pertahankan prestasi Indonesia dalam menangani pandemi ini. Dengan kerja keras, komitmen serta doa kita bersama, kita optimis Indonesia akan berhasil melewati badai ini dan keluar sebagai pemenangnya. INDONESIA BISA, INDONESIA SEHAT, INDONESIA HEBAT…INSYAA ALLAH, YUUUK, BISAA YUUUK…
Referensi:
https://instagram.com/satgasperubahanperilaku?utm_medium=copy_link
Write a Comment