Syafana Islamic School Upper Secondary for the first time held a large educational exhibition because it involved several Universities and Institution, not only from the country, but also from abroad. Where every move is completely limited in pandemic condition, We find it difficult to carry this exhibitions out off-line. That is why we decided to hold Syafana International Edu Fair virtually with ‘A step towards a milestone’ as our theme. The objective of this event was to provide various information about life in both public and private universities in Indonesia and prestigious universities abroad. This is in line with what was conveyed by Salsa, a social studies students in Grade 11 and the Chairperson of the Syafana Islamic School Upper Secondary Student Council in his remarks at the opening ceremony,
“Our vision for this event is to give an opportunity for our student to be one step closer to reach their dream of getting into a prestigious university of their choice.”
Which universities were involved in this event?
The universities and institutions which involved in this event are certainly well-known by the wide community, including,
a. PTN (State Universities): University of Indonesia (UI), Gajah Mada University (UGM), Padjadjaran University (Unpad), Bandung Institute of Technology (ITB), Bogor Agricultural Institute (IPB), etc.,
b. PTS (Private Universities): Swiss German University (SGU), Prasetya Mulya (Prasmul), Sampoerna University, Binus University, etc.,
c. PTLN (Overseas Colleges): Concord University, University of Calgary, Mumtaza, Heriot Watt University, University of Nevada and many more.
This event was held for two days, 14th-15th December 2020, from 08.00 – 15.30 WIB virtually through the Zoom Conference Meeting platform.
How was the event conducted?
Each university was given about 45 minutes to do their presentations via main zoom and divided into two rooms. Participants were free to choose which room they wanted to join based on their interests. In addition, we provided a website that contained booths for the universities and institutions involved in this event. After having watched the main zoom presentation, participants were allowed to visit our website to find out more information about the university they were interested in.
“And we are sure that this kind of event is eagerly awaited by Indonesian students in exploring various valuable information about their desired university,” said Managing Director of Syafana Media Insani, Mr. Nanang Firdaus Masduki in his speech.
Alhamdulillaah, finally, this event was attended by approximately five thousand participants over the two days.
The success of this event is of course because there are great people behind it. We are very grateful to have creative and confident students running this event. Under the guidance of teachers, all student council members were involved from drafting, making proposals, inviting universities, and many more activities they had done in order to prepare for this event. It was certainly not easy, but with hard work, co-operation, and confidence, this international event ran well and smoothly.
“The success of this event lies on the solid collaboration between the committee and the participants. I hope that we can run such this event regularly in the future,”said Mr. Sainur Rahim, Principal of Syafana Islamic School Upper Secondary.
On Tuesday, 1st December 2020, Syafana Islamic School – Upper Secondary had a visit from one of the most important people of University of Indonesia, Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA.
Prof. Dedi is the Vice-Chancellor of Human Resources and Treasurer of the UI. (Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset).
During the visit, he had given valuable insight on how to make Syafana is more recognised and acknowledged by the institution, one of the best universities in Indonesia and Asia.
He also stated that using hi-tech infrastructure in teaching and learning especially will be new normal.
So it is important for schools, especially Syafana to prepare as early as possible to anticipate the rapid changes in technology and adopt accordingly. Digital platform based teaching will be a key enabler to attract many students not only from Indonesia but also from other countries. Prof. Dedi admirers our school facilities and believes that Syafana Islamic School can be a school that can prepare for rapid global challenges.
Dalam rangka mempersiapkan pendidikan lanjutan untuk siswa/siswi Upper Secondary (SMA), Syafana Islamic School kembali menjalin kerjasama dengan beberapa lembaga terpercaya yang telah menghantarkan para pelajar Indonesia ke universitas seperti Al Azhar- Mesir dan Turki.
Hal ini dikukuhkan dalam sebuah acara Penandatanganan Nota Kesepahaman atau MoU pada hari Rabu 18 November 2020 antara Syafana Islamic School yang langsung dilakukan oleh Chair PersonHj. Ummu Latifah dan Managing DirectorH. Nanang Firdaus Masduki, Lc. dengan Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (PUSIBA) oleh H. Muhammad Arifin, Lc. MA sebagai Direktur PUSIBA dan Mumtaza Center oleh H. Ahmad Hafifi, Lc. MA sebagai Pimpinan Mumtaza Center.
Acara yang digelar di Kampus Secondary BSD City dan disiarkan secara virtual ini, dihadiri oleh Pengurus PTA, Menejemen dan Dewan Guru, dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Berdasarkan banyak fakta pada catatan pendidikan kita, banyak para siswa sekolah di Indonesia yang saat ini duduk di bangku SMA mengalami kebingungan dalam menentukan pilihan menjelang masuk jenjang perguruan tinggi, hal ini disebabkan minimnya informasi yang mereka dapatkan seputar bangku perkuliahan. Untuk menjawab tantangan ini, Syafana Islamic School terus mengupayakan agar siswa/siswinya dapat menentukan pilihan perguruan tinggi yang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka.
Di samping itu juga dengan informasi yang lebih memadai, siswa dapat menentukan perguruan tinggi di luar negeri yang selama ini hanya segelintir pihak yang dapat mengakses kesempatan tersebut. Peluang inilah yang diraih oleh Syafana Islamic School untuk memberikan jalan dan kesempatan dengan lebih mudah melalui kerjasama dengan lembaga pendidikan ternama.
Managing Director Syafana Islamic School. H. Nanang Firdaus Masduki, Lc menyampaikan dalam sambutannya “Syafana mempunyai mimpi besar dalam mempersiapkan para pelajarnya untuk masuk ke perguruan tinggi terbaik di dalam maupun di luar negeri, berdasarkan pada sebaran alumni Syafana saat ini yang sudah diterima di berbagai PTN dan masuk di berbagai kelas internasional, juga beberapa alumni yang sudah masuk universitas luar negeri seperti Jerman dan Malaysia”.
Berbekal kemampuan bahasa yang baik, Syafana mempersiapkan siswa/siswi untuk masuk ke universitas di berbagai negara dengan kualitas pendidikan terbaik dan biaya yang relatif terjangkau.
Ust. Nanang Firdaus melanjutkan, “Melalui kerjasama ini kita membuka kesempatan yang lebih luas untuk siswa/siswi Syafana untuk menimba ilmu di luar negeri sehingga ke depan mereka bisa kembali ke tanah air dan membangun Indonesia menjadi lebih baik”.
Alhamdulillah, tahun ini salah satu siswa Syafana Donald Tanri Ramadhan (angkatan 2019-2020) berhasil lolos seleksi untuk masuk ke Universitas Istanbul berkat kerjasama Syafana dengan Mumtaza Center.
Kerjasama ini menandai terwujudnya komitmen Syafana untuk terus meningkatkan layanan kepada siswa/siswinya dalam menentukan pilihan mereka masuk perguruan tinggi. Seperti yang disampaikan oleh Ust. Sainur Rahim, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Syafana, “Kerjasama ini merupakan sebuah langkah besar untuk Syafana ke depan sekaligus memberikan kesempatan bagi seluruh siswa dan orang tua untuk menentukan masa depan calon pemimpin bangsa”.
Oleh: Ali Syafa’at, M.Pd/ HRT P6A Abdullah Ibnu Muqaffa
Saat suasana pandemi seperti ini tentu suasana perayaan hari merdeka berbeda dengan sebelumnya, namun tentunya tidak mengurangi rasa syukur kita atas hari kemerdekaan ini dengan berbagai hal kegiatan positif. Perayaan hari kemerdekaan merupakan hari dimana untuk pertama kalinya bangsa kita terbebas dari penjajahan bangsa lain dan kita menyatakan diri merdeka atau independen, berdiri diatas kaki sendiri.
Mengartikan independen selain hak, juga mengandung arti tanggung jawab besar yang harus diemban sebagai bangsa dan pribadi yang baik. Tentu tidak serta merta simsalabim kita langsung mampu menjadi pribadi baik sebagai bangsa, ada hal-hal yang perlu dilatih sejak dini hingga kita betul-betul mencintai diri sendiri juga negara kita.
Masih ingat kah kita saat kecil, dimana kehidupan kita akan selalu bergantung pada ayah ibu, apapun yang kita lakukan tak lepas dari campur tangan ayah ibu, kita percaya sepenuhnya apa yang dilakukan ayah ibu ke kita, artinya diri kita saat kecil belum independen/merdeka dan masih bergantung.
Namun ketika kita tumbuh menjadi seorang remaja lalu kemudian kita bisa bilang sama ayah ibu, ayah aku sekarang sudah besar, aku mau bepergian sendiri, mau belanja sendiri, mau menentukan kampus pilihanku sendiri, mau ini itu sendiri pokoknya. Celotehan ini tentunya membuat seorang ayah ibu senang juga bisa tersenyum lalu mengangguk-nganggukkan kepalanya tanda bahwa ayah ibu setuju, artinya kehidupan anaknya sudah tidak bergantung lagi sama dia. Lalu suatu hari ternyata seorang ayah ibu melihat dan menyaksikan anaknya mau jatuh atas pilihannya sendiri, peluk ayah ibu langsung menghapiri dan anak tidak jatuh. Artinya jiwa merdeka ada akan tetapi masih perlu bimbingan, dependen trust belum sepenuhnya ada didiri anak.
Dependen trust ini harus dibangun dan dimengerti oleh anak, saat kecil banyak sekali tindakan-tindakan membahayakan yang dilakukan oleh seorang anak dan mereka tidak menyadarinya karena selalu ada orang dewasa disampingnya seperti orang tua, guru dan juga pengasuh yang dipercaya menjaga dan menasehatinya hingga anak tumbuh maksimal.
Lalu kemudian apa itu dependen trust? Dependen trust adalah disaat kamu mengatakan ingin merdeka/dependen, saat itu pula TRUST berpindah dari orang tua, guru dan pengasuh kepada diri kamu. Apakah dirimu mampu dipercaya untuk menjaga keamanan dan keselamatanmu? Apakah dirimu bertanggung-jawab atas perkembanganmu secara penuh? Ingat bahwa ketika kamu menyatakan merdeka/independen maka bukan hanya hak kamu saja yang perlu kamu perhatikan, kewajibanmu juga perlu kamu perhatikan, karena saat ini keamanan dan keselamatanmu menjadi tanggungjawab dirimu sendiri. Dan jangan sampai kemerdekaanmu merusak dirimu sendiri dan terlibat banyak masalah. Bila kamu mampu, maka kamu sudah naik level menjadi pemuda merdeka yang bisa dipercaya/ Independen Trust level.
Setelah kamu menjadi pemuda merdeka bisa dipercaya, maka kamu akan menghadapi hidup saling ketergantungan satu sama lain, untuk membangun hubungan ini maka kita perlu membangun lingkungan yang positif, pilihlah teman-teman yang bisa dipercaya dan diandalkan, bukan lingkungan yang akan menjerumuskanmu kedalam masalah kehidupan. Ingatlah ayah ibumu juga bagian dari lingkungan positifmu, orangtuamu mengandalkanmu dan mempercayaimu dalam menentukan kehidupanmu dan kamu juga bisa tetap mengandalkan dan mempercayai orang tuamu sebagai penasehat dan pembimbing, Trust to be trusted.
Wahai diri, negara kita saat ini adalah negara merdeka artinya kita masing-masing berhak atas apa yang kita lakukan, berhak mengeluarkan pendapat, berhak atas kebebasan dan lainnya. Namun, belum cukup untuk membawa kita dalam kebaikan jika kita tidak mampu mengendalikan kebebasan itu, belum cukup juga membawa negara kita maju jika kita masih dalam stigma SARA, saling mencaci maki satu dengan lain, tidak menghargai perbedaan yang ada, suka merasa paling benar sendiri dan lainnya.
Move and change bersama-sama dalam kebaikan diri untuk bangsa ini, selalu terus belajar jika mendapati kesalahan, selalu mengingatkan jika terjadi kekhilafan dan seterusnya.
“You must be the change you wish to see in the world”-Mahatma Gandhi-
“The cause of freedom is not the cause of a race or a sect, a party or a class. It is the cause of humankind, the very birthright of humanity”.- Anna Julia Cooper-.
Berikut laporan akhir Donasi Syafana PEDULI yang dimulai sejak 23 Maret – 23 April 2020.
Semoga Allah memberikan berkah, kesehatan, dan kebaikan yang tiada terhingga bagi kita semua Semoga Covid 19 cepat hilang sehingga umat Islam bisa menjalankan ibadah Ramadhan dengan tenang dan khusyu.
Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh Keluarga Besar Syafana Islamic School dan para donatur, semoga rizkinya bertambah dan tetap semangat ikut serta apabila ada donasi- donasi diwaktu yang akan datang. Barakallahu Fikum !
APD 625 set Rp 250.000.000 Handsanitizer 10.000botolRp 155.841.500 Masker 10.000 pcs Rp 55.000.000 Total Pengeluaran Rp 460.841.500
Berikut Laporan Penyerahan Donasi:
Tahap I tanggal 29 Maret 2020: 1. Puskesmas Bojong Nangka (12 set APD dan 1 unit Thermogun)
Tahap II tanggal 30 Maret 2020: 1. Puskesmas Kelapa Dua (12 set APD dan 80 botol handsanitizer @250ml). 2. Puskesmas Jl. Emas kec Kelapa Dua (12 set APD dan 80 botol handsanitizer @250ml). 3. Puskesmas Jl. Kutai di kec. Kelapa Dua (12 set APD dan 80 botol handsanitizer @250ml). 4. Puskesmas Bojong Nangka (80 botol handsanitizer @250ml).
Tahap III tanggal 31 Maret 2020: 1. Puskesmas Pagedangan (12 set APD dan 160 botol handsanitizer @250ml). 2. Puskesmas Legok (12 set APD dan 160 botol handsanitizer @250ml). 3. Puskesmas Cisauk (12 set APD dan 160 botol handsanitizer @250ml). 4. Kecamatan Pagedangan ( 1000 botol handsanitizer @250ml). 5. Dinas Kesehatan Tigaraksa Kab.Tangerang (100 set APD)
Tahap IV tanggal 1 April 2020: 1. Puskesmas Paku Alam kec. Serpong Utara ( 12 set APD + 80 botol handsanitizer @250ml) 2. Puskesmas Caringin Legok (12 set APD dan 80 botol handsanitizer @250ml). 3. Desa Sampora ( 800 botol handsanitizer @250ml). 4. Polsek Pagedangan (160 botol handsanitizer @250ml). 5. Polsek Legok (160 botol handsanitizer @250ml). 6. Polsek Kelapa Dua ((160 botol handsanitizer @250ml).
Tahap V tanggal 6 April 2020: 1. Kecamatan Kelapa Dua Tangerang (1000 botol handsanitizer @250ml). 2. Puskesmas Pondok Jagung Kecamatan Serpong Utara (12 set APD dan 80 botol handsanitizer @250ml). 3. Dinas Kesehatan KotamadyaTangerang (100 set APD). 4. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (100 set APD). 5. Puskesmas Setu Kota Tangerang Selatan (12 set APD dan 80 botol handsanitizer @250ml). 6. Dinas Kesehatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang (100 set APD).
Tahap VI tanggal 7 April 2020: 1. Puskesmas Perumnas 1 Karawaci (12 set APD dan 80 botol handsanitizer @250ml). 2. Rumah Sakit Keluarga Kita (50 set APD). 3. Warga Desa Lengkong kyai (355 botol handsanitizer @250ml & masker 1420pcs). 4. Puskesmas Suradita Kecamatan Cisauk (12 set APD dan 80 botol handsanitizer @250ml). 5. Kantor Polsek Cisauk (160 pcs masker). 6. Desa Curug Sangereng RW 002 (400 botol handsanitizer @250ml dan 800 pcs masker kain). 7. Desa Kalipaten (200 botol handsanitizer @250ml dan 800 pcs masker kain). 8. Desa Cihuni (100 botol handsanitizer @250ml dan 400 pcs masker kain). 9. Kecamatan Legok (1000 botol handsanitizer @250ml dan 500 pcs masker kain). 10. Polsek Legok (160 pcs masker kain). 11. Polsek Pagedangan (160 pcs masker kain). 12. Kecamatan Pagedangan (500 pcs masker kain).
Kami masih membuka kesempatan bagi yang ingin berpartisipasi di Donasi Syafana PEDULI sampai dengan tanggal 23 April 2020.
Semoga Allah memberikan berkah, kesehatan dan kebaikan yang tiada terhingga bagi Tim Medis dan kita semua. Aamiin !
Rangkaian acara GYS 2020 yang berlangsung di Melbourne Australia, secara resmi di mulai pada hari Ahad tanggal 19 hingga 21 Januari 2020. Acara berlangsung di Melbourne Multicultural Hall, sebuah hall yang hanya beberapa ratus langkah dari hostel tempat peserta menginap.
Pada hari pertama, acara dimulai dengan parade bendera negara peserta diiringi musik dari Hello Music “Waltzing Matilda”. Kemudian sambutan dari panitia lokal, Pounce Global Australia dan Hemispheres Foundation Singapore serta sambutan dari pejabat kota Melbourne, Kevin Loey.
Selanjutnya adalah performing dari dua seniman Australia Natalya Vagner dan Joanna Selleck, yang memainkan lagu “dreams” karya N. Vagner. Dilanjutkan dengan penampilan tarian khas Aborigin pimpinan Alan Haris.
Sesi berikutnya adalah seminar dan tanya jawab oleh para pakar dalam berbagai bidang, diantaranya, seminar yang berjudul “Looking at Culture Through A Lens oleh Stephen Johnson, seminar : What Does A Suistanable Future Look Like? Oleh Cyrelle Field dari Dinas Lingkungan Hidup Australia. Kemudian “The Empowered Consumer : _ Sustainable Sally Williams dari 3 AW Radio. Kemudian 100% _Renewable Energy: A Realistic Future? Oleh Laura Bolortuya dari Mongolia. Kemudian seminar: “Leadership in The Environtment and Sustainibility Sector in Industry oleh Kathryn Sayers dari Bureau Veritas. Kemudian ditutup oleh Alison Taylor dari Resource Smart School dengan tema: Personal Carbon Footprint Review.
Bagian 2
Hari kedua rangkaian GYS 2020 berlangsung sejak pukul 09. 00 Waktu Melbourne. Kegiatan utama hari kedua adalah Model United Nations. Model United Nations adalah semacam simulasi sidang umum PBB yang rutin dilakukan setiap tahun.
Simulasi ini dilakukan dengan membagi setiap peserta untuk mewakili negara yang ditunjuk seperti Canada, Iran, Indonesia dan lain-lainnya. Dan bukan mewakili negaranya. Dengan demikian, mereka harus mencari data dan informasi negara yang diwakilinya serta harus mempertahankan argumennya dari “serangan” negara lain.
Siswa-siswi kita ada yang mewakili Turki, Inggris, Canada, Saudi Arabia dengan partner dari beberapa negara lain.
Bertindak sebagai Secretary General yang memimpin simulasi sidang umum PBB adalah Prof. DR. Ian Howe, seorang guru besar bidang ilmu sosial di RMIT.
Secara umum, model sidang umum PBB ini dibagi kedalam beberapa sesi yaitu: session 1: position Statement. Pada sesi ini setiap delegasi negara-negara sesuai abjad harus menyampaikan pernyataannya maksimal 3 menit.
Berikutnya adalah Session 2. Pada sesi ini, setiap delegasi dipersilahkan berdebat atas resolusi yang dikeluarkan dan mengungkapkan sikap negaranya. Sesi ini adalah sesi yang paling menarik. Dibawah bimbingan profesor Ian Howe selaku Secretary General, seluruh peserta dituntut untuk aktif mengungkapkan ide-ide dan sikap negaranya dalam sidang tersebut. Sesi berikutnya adalah session 3: Amandments. Dilanjutkan dengan session 4: Voting on the Final Resolution dan clossing adress oleh Secretary General. Dan terakhir adalah Conferences Concludes yang disampaikan oleh United Nations Associaton of Australia, Victorian Division.
Kegiatan Model United Nations ini menuntut siswa untuk banyak menggali berbagai informasi dan data tentang sebuah negara seperti ekonomi, politik, agama, sosial, demografi dan lain-lain. Kemudian siswa dilatih untuk menguasai kemampuan public speaking dan bahasa Inggris tentunya. Yang paling penting lagi, siswa harus memiliki self confidence yang mumpuni untuk terlibat aktif dalam forum itu.
Insya Allah, banyak hal yang bisa diambil pelajaran oleh anak-anak kita sebagai bekal bagi masa depannya. Keep spirit ya…
Bagian 3
Action For Earth Competition
Hari selasa tanggal 21 Januari 2020 adalah hari terakhir dan puncak acara dari rangkaian kegiatan GYS 2020 SUMMIT PROGRAME yang berlangsung Multicultural Hall Melbourne, Australia. Seperti sebelumnya, acara di mulai sejak pukul 09.00 waktu Melbourne.
Bagi siswa-siswi Syafana, keikutsertaan di GYS 2020 SUMMIT PROGRAME Melbourne Australia adalah untuk pertama kalinya. Sementara peserta dari negara-negara lain mayoritas pernah ikut serta di acara sejenis yang tahun sebelumnya diselenggarakan di Yogyakarta dan Singapura. Bahkan, juara bertahan tahun sebelumnya yang berasal dari Marawi International College Filipina juga ikut serta pada lomba kali ini. Karena sudah berpengalaman ikut serta pada summit sebelumnya, mereka sudah jauh-jauh hari mempersiapkan materi dan project unggulan yang akan dipresentasikan dengan baik. Bahkan protype project seperti maket dan miniatur yang akan dipresentasi dan dilombakan secara khusus mereka bawa dari negaranya masing-masing. Atau dokumentasi berupa foto dan rekaman video pelaksanaan project tersebut di sekolah atau lokasi project tersebut dilakukan.
Selain mata acara Actions for Earth Competition, seperti biasa rangkaian acara hari terakhir itu diisi pula dengan selingan kegiatan seminar seperti Sustainibility in School, Social Entrepreneurship- A Win Win Win, Sustainibility Fashionable/fashion Display, Marine Biology in The City dan Planting for the future yang disampaikan para pakar dibidangnya.
Kategori Lomba
Panitia Action for Earth Competiton GYS 2020 Summit membagi lombanya menjadi beberapa kategori sesuai usia peserta. Yaitu Junior Category yang diperuntukkan bagi siswa-siswi di bawah usia 15 tahun, Senior Category yang diperuntukan bagi siswa usia 16-18 tahun dan Youth Category yang diperuntukkan bagi siswa-siswi di atas 18 tahun.
Berdasarkan kategorisasi lomba berdasarkan usia tersebut, Syafana Islamic School yang mengirimkan 3 tim secara otomatis terbagi menjadi 1 tim ikut kategori junior dan 2 tim masuk kategori senior.
Untuk kategori tim junior terdiri dari Khansa Sayla Azizah, Shafira Amelia Shanty, Alayya Keisa Amarta Pujasinta, Gaizka Cika Maharani Sunartoputri, dan Faizul Haq Suhartono dengan project Timmy Turner. Adapun tim senior pertama terdiri Alejandra Marsha Ludwina, Larasati Putri Hanindyawanti, Garini Maura Maharani Sunartoputri, dan Raditya Paramasuta Anandito dengan project The Terra. Tim kategori senior kedua terdiri dari Muhammad Azka Hawarie Firdaus, Muhammad Faadhillah Akbar Baladewa, Muhammad Niero Alridhanargya dan Akbar Ramadhani Destu dengan project S.M.A.R.T. Farm.
Adapun format lomba dibagi menjadi dua bagian yaitu fase gugur dan grand final. Pada fase pertama, setiap tim dari semua kategori diberikan kesempatan selama satu menit untuk mempresentasikan projectnya secara global di hadapan dewan juri, peserta dan undangan. Dari seluruh peserta tersebut, dewan juri akan memilih masing-masing 6 tim untuk lolos ke fase berikutnya yaitu grand final. Kemudian ke 6 tim yang dinyatakan lolos sesuai kategorinya tersebut kembali harus mempresentasikan projectnya selama 4 menit di hadapan dewan juri. Artinya, sehebat apapun project yang akan dipresentasikan oleh sebuah tim, kalau gagal dalam kesempatan 1 menit pertama presentasi, maka tim tersebut gugur dan tidak lanjut ke babak grand final. Sebaliknya, jika lolos pada presentasi pertama, maka tim harus mempersiapkan diri untuk presentasi kedua di babak grand final.
Pengumuman Pemenang
Setelah setiap tim menyelesaikan presentasi 1 menit sistem gugur, dewan juri mengumumkan tim-tim mana saja yang berhak lolos ke babak grand final.
Dari 3 tim yang Syafana kirimkan, yang berhak lolos ke fase grand final adalah tim junior dan senior kedua. Sementara tim Syafana senior pertama tereliminasi dan tidak lanjut. Fase pertama berlangsung sangat menegangkan. Bahkan, tim yang lolos maupun yang tidak lolos sama-sama menangis karena saking emosionalnya khususnya setelah presentasi dan pasca pengumuman.
Suasana emosional belum selesai. Jelang sore hari, tiba saatnya masuk ke fase berikutnya yaitu grand final. Setiap tim diberi kesempatan selama 4 menit untuk menjelaskan projectnya di hadapan dewan juri. Bedanya dengan fase gugur adalah pada fase ini anggota tim harus menjelaskan secara detail project apa yang akan digarap maksimal 4 menit. Sebelumnya dewan juri memberikan kesempatan beberapa menit kepada setiap tim untuk melakukan latihan dan persiapan.
Pengumuman pemenang yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba.
Untuk kategori Junior, pemenang pertama berasal dari sekolah Middle Park Victoria yang mewakili Australia, kedua sekolah dari Malang binaan Unbraw mewakili Indonesia dan juara ketiga juga dari Bogor Indonesia.
Sementara untuk kategori Senior, juara pertama diraih oleh sekolah di Depok yang mewakili Indonesia dengan project J Soap. Juara Kedua diraih oleh tim Syafana yang terdiri dari Dewa, Akbar, Azka dan Niero dengan project S.M.A.R.T Farm. Adapun juara ketiga diraih oleh Filipina dengan project Sustainable Plock.
Penghargaan untuk Tim Syafana
Selain pemenang di berbagai kategori tersebut, panitia GYS 2020 Melbourne Australia juga memberikan penghargaan kepada Tim Syafana atas partisipasinya dalam pementasan musik angklung pada opening ceremony yang didukung oleh Lembaga Hello Music Australia.
Selamat ya untuk siswa-siswi Syafana. Belajar dan berlatih lebih keras lagi dan terus torehkan prestasi untuk Indonesia Jaya. Selamat.
Tunggu tulisan berikutnya:
“Dibalik Keseruan Lomba dan Pengumuman Pemenang Action for Earth Competition 2020”
Beberapa hari setelah dimulainya kembali aktifitas program tahfidz 30 juz, saya medapati beberapa siswa dan siswi datang terlambat. Dan keterlambatannya pun variatif. Mulai dari terlambat 5 menit hingga 1 jam. Ketika saya dapati, siswa yang paling banyak terlambat adalah siswa-siswi secondary dan ada juga beberapa siswa primary. Saya pun minta mereka setengah lari agar segera bergabung dengan groupnya. Dan secara acak pula saya tanya alasan kenapa mereka terlambat. Hal yang sama juga saya lakukan kepada muhafidz yang datang terlambat. Tidak ada bedanya.
Banyak alasan yang keluar khas orang kita yang diutarakan oleh para peserta. Macam-macam alasan. Namun ada satu alasan yang membuat saya tertegun mendengarnya. Mereka terlambat katanya karena alasannya sebentar lagi mau lulus. Sebentar lagi mau pindah sekolah. Ada juga yang beralasan terlambatnya karena bangunnya telat dan sebagainya.
Ketika program ini pertama kali digulirkan, ada banyak alasan yang mendasari kenapa program ini harus diselenggarakan serta apa tujuan yang ingin dicapai. Saya pun yakin, bergabungnya anak-anak kita dalam program ini didasari oleh banyak pertimbangan. Diantara pertimbangan itu adalah:
Pertama, aspek spiritualitas.
Menjadi seorang penghafal Alquran (hafiz) tentu tidak mudah. Butuh niat yang kuat dan kerja keras yang luar biasa. Karenanya, banyak yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada seorang muslim yang berhasil menghafal Alquran. Banyak dalil yang menyebutkan keutamaan para hafiz.
Di antaranya, hadis Rasulullah dari Usman bin Affan. Beliau pernah bersabda, “Sebaik-baiknya kalian adalah orang yang mempelajari dan mengajarkan Alquran (kepada orang lain),” hadis riwayat Imam Bukhari.
Hadis lain dari Ibnu Umar, Nabi bersabda, “Tidak boleh ada hasad (dengki) kecuali pada dua hal. (Pertama) kepada seorang yang telah diberi Allah (hafalan) Alquran, sehingga ia membacanya siang dan malam. (Kedua) kepada seorang yang dikaruniakan Allah harta kekayaan, lalu dibelanjakannya harta itu siang dan malam (di jalan Allah),” riwayat Bukhari dan Muslim.
Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa dari Buraidah al-Aslami ra, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah Saw. bersabda _ “Siapa yang membaca al-Qur’an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini? Dijawab “Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari al-Qur’an”. (HR. Al Hakim)_.
Cukuplah hadis-hadis tersebut menunjukkan keutamaan para penghafal dan pembaca Alquran. Di dalam Islam, menghafal Alquran merupakan amalan yang tinggi. Pelakunya mendapat derajat yang tinggi. Apalagi, dari ingatan merekalah kemurnian Alquran terus terjaga. Kendati demikian, hukum menghafal Alquran bukanlah fardhu ain, melainkan fardhu kifayah. Inilah alasan spiritualitas kenapa program ini diselenggarakan dan kenapa kita bergabung di dalamnya.
Kedua, aspek manajemen diri.
Allah Swt berfirman dalam QS. Al Ashr, bahwa sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh. Dengan adanya manajemen diri dan waktu, sudah bisa dikatakan bahwa kita mampu beramal sholeh dan sepanjang hari kita, akan dipenuhi dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat. Manajemen diri adalah kemampuan seseorang untuk mengatur emosi, pikiran, dan perilakunya dalam situasi yang berbeda secara efektif dalam mengelola stres, mengendalikan impuls, dan memotivasi diri sendiri. Seseorang layak dikatakan mampu memenej dirinya tatkala ia mampu menetapkan dan bekerja menuju tujuan pribadi maupun akademiknya. Ciri-ciri seseorang berhasil dalam manajemen diri diantaranya adalah kemampuannya dalam kontrol impuls (impulse control), manajemen stres (stress management), menerapkan disiplin diri (self-discipline) dan mampu memotivasi diri (self-motivation), menetapkan tujuan (goal-setting) serta mampu memupuk kemampuan organisasional (organizational skills). Adapun tujuan manajemen diri pada hakikatnya adalah belajar bagaimana mengelola dan mengekspresikan emosi secara tepat, mengendalikan impuls, mengatasi tantangan, menetapkan tujuan, dan tekun.
Program tahfidz 30 juz juga demikian. Kegiatan ini diselenggarakan tidak hanya karena alasan spiritualitas saja, tapi bagaimana kita mendidik anak-anak kita tentang bagaimana manajemen diri dan waktu dalam sebuah lingkungan.
Ketiga, membangun Habit Positif.
Kita masih ingat beberapa tahun lalu, populer di kalangan muslim Indonesia sebuah gerakan sosial keagamaan yang mempunyai gaung sangat besar yaitu “gerakan sholat subuh berjamaah”. Pada awal-awal digulirkan, gerakan itu mampu menarik kaum muslim datang untuk sholat subuh berjamaah di mesjid-mesjid. Seiring waktu, gerakan itu kini mulai kurang terdengar lagi. Pertanyaannya ketika itu, setelah subuh berjamaah, apa program berikutnya? Apakah sekedar sholat subuh berjamaah terus bubar?Pointnya adalah semangat saja belum cukup. Tapi juga harus dibarengi dengan menyusun desain programnya, ditetapkan tujuannya dan dibentuk habitnya.
Beberapa hal yang perlu kita ketahui ketika kita ingin memulai sebuah kebiasaan baru dalam hidup antara lain merujuk kepada buku Habit Stacking karya S.J. Scoot. Ada beberapa hal terkait habit yang disebutkan dalam buku tersebut, diantaranya: pertama, kebiasaan baru akan terbentuk minimal dalam 20-60 hari. Kedua konsisten adalah kunci utama untuk membentuk kebiasaan atau habit. Ketiga, mulai dari hal paling dasar atau kecil. Keempat, lakukan kebiasaan yang menunjang masa depan anak-anak kita atau goal/tujuan secara jangka panjang. Kelima, lakukan sebuah kebiasaan secara bersamaan agar lebih mudah.
Sebuah kebiasaan yang kita bentuk dari awal setidaknya membutuhkan usaha dan kerja keras. Kalau tidak percaya, coba perhatikan kebiasaan yang sudah melekat dalam diri kita. Bangun pagi pukul 03.30 sekali-kali mungkin bisa dilakukan setiap orang. Tapi setiap hari bangun pada jam tersebut tidak bisa dilakukan semua orang. Menurut para ahli, yang perlu kita pahami, kemampuan badan untuk melakukan sesuatu secara rutin terpusat pada pikiran bawah sadar atau sering disebut subconscious mind . Kemampuan ini hanya akan terbentuk saat otak sudah merekam sebuah aktifitas dengan maksimal. Mudahnya kita pahami seperti ini. Kalau kita sudah terbiasa bangun pukul 03.30, secara refleks badan kita akan meresponsnya secara natural.
Berikutnya terkait konsistensi. Sebagaimana pepatah, konsisten adalah kunci. Membentuk kebiasaan baru tanpa komitmen sama saja omong kosong. Banyak orang yang gagal membentuk sebuah habit karena tidak sabar. Kebiasaan baru perlu dilakukan secara konsisten. Intinya, kita melakukannya terus menerus tanpa absen. Semakin sering kita melakukan maka semakin baik habit melekat di otak bawah sadar kita. Perlu juga dipahami bahwa penting untuk menjaga ritme sebuah habit di waktu yang sama.
Intinya, kesuksesan program tahfidz ditentukan oleh banyak faktor dan tentunya dalam rangka membentuk karakter siswa-siswi kita. Semangat spiritualias saja belum cukup. Tetapi harus dibarengi dengan kemampuan manajemen diri dan habit yang positif. Program tahfidz ini bukan saja bertujuan agar anak-anak kita mampu hafal 30 juz beserta maknanya. Tapi juga menjalani proses pendidikan karakter manusia-manusia unggul para calon pemimpin masa depan yang akan bermanfaat bagi sesama. So, tidak ada alasan terlambat datang atau berhenti di tengah jalan dalam mengikuti semua proses mulia ini. Wallahu Alam.
Mukadimah
Beberapa abad yang lampau, seorang filsuf Yunani bernama Heraclitus pernah berkata: “Satu-satunya hal yang konstan di dunia ini adalah perubahan”. Selama ribuan tahun, sebagian besar penduduk dunia membuat berbagai benda dengan cara tradisional yang tidak pernah berubah. Baru kemudian lebih dari 250 tahun yang lalu, sebuah perubahan terjadi di Inggris. Orang-orang yang hidup selama revolusi Industri pertama, periode dari sekitar tahun 1760 hingga tahun 1840, menjadi saksi dari pertumbuhan pesat mesin dan industrialisasi. Revolusi industri pertama dimulai pada abad ke 17 hingga abad ke 19. Ketika itu masyarakat pertanian mulai berubah arah menjadi masyarakat urban. Banyak penemuan baru ketika itu seperti kereta api lintas, listrik dan penemuan lain yang mengubah tatanan masyarakat secara permanen. Industri besi, tekstil dan pengembangan mesin uap memainkan peran sentral dalam revolusi industri.
Revolusi industri kedua adalah lompatan besar berikutnya dalam teknologi dan masyarakat. Periodisasinya berlangsung antara tahun 1850 sampai tahun 1914. Atau tepatnya sebelum perang dunia I. Revolusi industri kedua merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan industri yang sudah ada sebelumnya seperti industri baja, minyak bumi dan penggunaan tenaga listrik untuk menciptakan produksi massal. Kemajuan teknologi pada periode ini antara lain penemuan telepon, bola lampu, piringan hitam, mesin pembakaran internal, mobil dan pesawat terbang. Bisa dibilang kalau revolusi industri kedua memungkinkan globalisasi dan menciptakan rancangan awal dunia kita hari ini.
Berikutnya adalah revolusi industri ketiga atau revolusi digital yang dimulai pada tahun 1950 sampai sekarang. Revolusi digital mengacu kepada kemajuan teknologi dari perangkat elektronik dan mekanik analog ke teknologi digital. Revolusi industri ketiga membawa semikonduktor, komputasi mainframe, komputasi personal dan internet menuju revolusi digital. Di era revolusi digital kita bisa menikmati cloud, internet dan beberapa jenis perangkat pintar yang mudah diakses. Hal-hal yang dulu dilakukan secara analog bergeser ke teknologi digital. Pergeseran dari perangkat elektronik dan mekanis analog ke teknologi digital sangat mendisrupsi industri. Elektronik dan teknologi informasi mulai mengotomatisasi produksi dan mengambil alih rantai pasokan global.
Revolusi Industri Keempat
Revolusi Industri 4.0 atau dikenal dengan Fourth Industrial Revolution (4IR) merupakan era industri keempat sejak revolusi industri pertama pada abad ke 18. Era 4IR ditandai dengan perpaduan teknologi yang mengaburkan batas antara bidang fisik, digital dan biologis atau secara kolektif disebut sebagai sistem siber-fisik (cyber-physical system/CPS). Frasa Revolusi Industri Keempat pertama kali diciptakan oleh Klaus Schwab pada tahun 2016 dan diperkenalkan pada pertemuan tahunan World Economic Forum di Davos Klosters, Swiss.
Menurut Schwab, Revolusi Keempat ini pada dasarnya berbeda dari tiga revolusi sebelumnya. Terutama menyangkut kemajuan teknologi sebagai ciri utama. Masih menurut Schwab, yang mendasari 4IR lebih banyak terletak pada kemajuan dalam komunikasi dan keterhubungan dibandingkan teknologi. Teknologi memiliki potensi besar untuk terus menghubungkan miliaran manusia ke jejaring dunia maya sehingga secara drastis meningkatkan efisiensi dalam banyak hal dan membantu meregenerasi lingkungan alam melalui pengelolaan aset yang lebih baik.
Era Revolusi Keempat ditandai dengan munculnya terobosan teknologi di sejumlah bidang. Bidang-bidang yang dimaksud meliputi bidang Robotika, Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI), Nanoteknologi Komputasi Kuantum (Quantum Computing), Bioteknologi, Internet of Things (Iot), Industrial Internet of Things_ (IIoT), Teknologi Nirkabel Generasi Kelima (5G), Aditif Manufaktur/pencetakan 3D dan industri kendaraan otonomi penuh (Fully Autonomous Vehicles).
Teknologi-teknologi tersebut mengubah tatanan hampir setiap industri di setiap negara. Besarnya jangkauan perubahan ini menandai transformasi seluruh sistem produksi, manajemen dan pemerintahan. Perubahan-perubahan Revolusi Industri 4.0 tanpa kita sadari sedang berlangsung dan menjadi semakin nyata di hadapan kita. Pertanyaannya, siapkah kita dan anak-anak generasi setelah kita menghadapi Revolusi Industri 4.0?
Dengan memahami arah perubahan yang terjadi, diharapkan kita menjadi lebih siap merangkul masa depan dan bertahan di dalamnya. Dengan menjadi generasi yang canggih mengelola dan memanfaatkan data dan informasi, mempersiapkan sejak dini, merancang program masa depan serta berteman dengan berbagai terobosan teknologi baru tersebut niscaya hal itu akan membuat kita survive bahkan menjadi pemenang di era Revolusi Industri 4.0.
Saatnya Mempersiapkan Masa Depan
Hari ini, kita berada di tengah-tengah Industri 4.0. Pemicunya adalah penyebaran global internet dan teknologi baru seperti sensor nirkabel serta kecerdasan buatan (AI). Seperti pendahulunya, Industri 4.0 akan secara radikal mengubah cara manusia hidup dan bekerja. Menurut para ahli, diperkirakan dalam 20 tahun yang akan datang sebagian tugas-tugas monoton dan berulang atau mudah-otomatis akan dilakukan oleh AI dan robot. Era baru akan ditentukan oleh AI, Robotik, otomatisasi, konektivitas di semua aspek, Smart City, Mobile Supercomputing dan kendaraan self-driving.
Revolusi Industri Keempat niscaya membawa beragam kemungkinan menarik, solusi-solusi baru untuk tantangan global dan peluang kerja untuk pekerjaan masa depan. Adalah sebuah fakta bahwa AI dan Robotika akan menyingkirkan tugas-tugas manusia. Dan banyak dari kita yang belum siap menghadapi pergolakan sosial besar-besaran dalam masyarakat. Oleh karena itu, ini akan menjadi alasan kuat mengapa institusi pendidikan harus difokuskan pada mempersiapkan siswa maupun mahasiswa untuk menguasai teknologi baru ini maupun untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh Robot maupun AI.
Mau tidak mau, perkembangan teknologi ini menuntut filsafat pendidikan baru yang radikal. Filsafat pendidikan yang bisa membuat kita terus belajar bagaimana menggunakan kreatifitas dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi baru. Maka setidaknya sistem pendidikan perlu diubah. Selama ini banyak institusi-institusi dunia yang hebat dan terhormat melahirkan banyak lulusan dengan gelar yang tidak praktis. Sekitar 65% anak-anak yang memasuki sekolah dasar saat ini akan berakhir dengan bekerja di profesi yang sekarang ini belum ada.
Program Robotika dan Artificial Intellegence (AI)
Dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi perubahan-perubahan teknologi di era Industri Keempat, Syafana Islamic School merancang program (introduction) pengenalan dan enrichment (pengayaan) bagi siswa-siswinya dalam bidang Robotika dan Articial Intellegence (AI). Sepengetahuan penulis, sejauh ini, program Robotika dan Artificial Intellegence (AI) belum masuk dalam kurikulum Sekolah Indonesia. Berbeda halnya dengan beberapa sekolah di China, Korea Selatan, Perancis, Taiwan dan Jepang yang memasukkan materi tersebut ke dalam kurikulum pendidikannya sejak pendidikan dasar.
Adapun penyelenggaraan program ini adalah murni inisiatif Syafana Islamic School yang ingin mempersiapkan siswa-siswinya dalam menyongsong perubahan teknologi di masa yang akan datang. Program ini adalah hasil kerjasama Syafana Islamic School dengan Robot Anak Negeri, sebuah institusi yang konsen dalam bidang-bidang tersebut yang dipimpin oleh Bpk. Riza Muhida, ST, M. Eng, Ph.D, Associate Professor in Mechatronics Engineering.
Program ini dimulai dengan sosialisasi dan pengenalan robotika kepada semua siswa di Primary kelas 4 dan 5 serta siswa Lower dan Upper Secondary di kelas masing-masing. Setelah itu, dengan mempertimbangkan minat, bakat, kecenderungan dan talent siswa, maka untuk tahap awal ini dipilihlah masing-masing 20 siswa/siswi Primary dan 20 siswa/siswi Secondary untuk mengikuti program ini. Kemudian selanjutnya dimintakan persetujuan kepada 40 orangtua siswa apakah akan mengikuti program ini atau tidak dengan segala konsekuensinya. Program ini bersifat opsional dan bukan wajib. Hanya diperuntukkan bagi yang berminat saja.
Rencananya, program ini akan dilaksanakan setiap hari sabtu selama 2 (dua) jam mulai semester yang akan datang pada tahun pelajaran 2019-2020. Seluruh peserta akan dibimbing langsung oleh tim bapak Riza dengan didampingi oleh Guru-Syafana Islamic School.
Harapan besar kami dengan diselenggarakannya program unggulan ini adalah akan lahir inovator-inovator unggul dalam bidang Robotika dan AI dari rahim Indonesia di masa yang akan datang. Harapannya, mereka akan menjadi pelaku utama perubahan di era Industri Keempat. Dan bukan hanya terpaku menjadi penonton dan customer berbagai hasil penemuan orang lain. Melihat minat, bakat, kecenderungan dan kualifikasi para mentor serta dukungan penuh Syafana dan seluruh orangtua, niscaya mimpi besar itu akan menjadi kenyataan. Wallahu A’lam Bishowab……
Recent Comments