Oleh: Nanang Firdaus Masduki
Salah satu amalan paling baik dan sangat dicintai oleh Allah adalah menghafal Al-Quran. Sebagaimana janji Allah Swt, para penghafal Al-Quran akan mendapat kehormatan berupa Tajul Karomah atau mahkota kemuliaan bagi dirinya dan kedua orangtuanya pada hari kiamat kelak. Bukan hanya itu, seorang penghafal Al-Quran kelak akan mendapat Tasyrif al-Nabawy, atau penghargaan khusus dari baginda Rasulullah Saw atas pencapaiannya menghafal Al-Quran dan mengamalkannya. Tidak cukup itu saja, di surga kelak, para penghafal Al-Quran akan mendapatkan tempat tertinggi di sisi Allah Swt, dimana tidak ada tempat tertinggi lagi setelah itu. Semua janji Allah tersebut merupakan jaminan bagi seorang penghafal Al-Quran untuk meraih kemuliaan.
Secara berulang kali disebutkan dalam Al-Quran, Allah Swt akan menjamin siapa-siapa dari hamba-Nya yang menghafal Al-Quran. Tentu saja, jaminan kemudahan ini memiliki spektrum yang luas. Dengan kata lain, pada hakikatnya, semua manusia mempunyai tiket untuk menghafal Al-Quran. Tinggal memilih saja, apakah mereka mau mengambil tiketnya atau tidak. Diantara orang-orang yang berani mengambil tiket tersebut adalah siswa-siswi yang mengikuti program tahfidz reguler 1 (satu) juz dalam satu tahun dan program tahfidz 30 juz di Syafana Islamic School.
Strategi Mencapai Garis Finish
Sebagaimana sudah saya sampaikan pada tulisan sebelumnya, jika mengacu kepada target pencapaian, seseorang bisa mempunyai target bersifat logis matematis dalam menghafal Al-Quran. Target ini boleh dijadikan pedoman oleh seorang penghafal Al-Quran supaya yang bersangkutan tahu progres dan pencapaiannya selama menghafal Al-Quran. Tapi mesti diingat, semua itu hanyalah angka-angka. Tidak baku. Bisa lebih cepat atau lambat.
Sebagai agama paripurna, Islam sangat memperhatikan setiap langkah dan proses yang dilakukaan seseorang dalam mengerjakan kebaikan. Seseorang yang akan berbuat kebajikan maka harus dimulai dengan niat yang tulus ikhlas, kemudian istiqamah atau konsisten serta kontinyu dalam pengerjaannya agar mencapai tujuan akhir yang sempurna
Begitu pula dengan program tahfidz ini. Untuk mencapai garis finish, tidak bisa kita lakukan secara instan. Seorang penghafal Al-Quran harus menjalani seluruh prosesnya dengan cara menikmatinya. Bergembira, riang, enjoyful, disiplin, fokus dan istiqamah dan tidak putus di tengah jalan sebelum menjejak garis finish.
Tahfizh dan Shohibul Quran
Dalam Al-Quran atau hadist tidak ada menyebut kata hafal. Tapi kata yang digunakan memiliki makna di atas kata tahfidz atau hafal. Yang digunakan adalah kata shahibul Quran, Orang yang selalu berinteraksi dan terikat hati dan tubuhnya dengan Al-Quran. Artinya, tujuan kita tidak hanya hafal tapi diatasnya yaitu menjadi shohibul Qur’an. Titiknya beratnya adalah terhadap proses. Bagaimana seseorang menikmati prosesnya sehingga terjadi internalisasi dalam dirinya dan tidak sekedar hafal.
Dalam sebuah hadist disebutkan: akan dikatakan kepada shahibul Quran:
“bacalah dan naik ke tingkatan Surga”.
Para shohibul Quran memiliki energi yang tidak habis habisnya untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an. Lalu siapakah shohibul Quran itu?
Pertama, shohibul Quran adalah manusia yang memiliki kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya tanpa batas sehingga ia tidak pernah berhenti untuk membaca Al-Qur’an.
Kedua, seseorang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai motivasi dalam mengarungi kehidupan dunia dan mempersiapkan kehidupan akhirat yang lebih baik.
Ketiga, seorang manusia yang punya hawa nafsu, terkadang datang sifat malasnya, jenuh, futur, sedih dan sebagainya. Namun ia tidak pernah tunduk kepada hawa nafsunya demi selalu bersama Al-Qur’an.
Keempat, seorang manusia yang merasakan nikmatnya berinteraksi dengan Al-Qur’an dan tidak menjadikannya sebagai beban. Hanya dengan Al-Qur’an batinnya terpuaskan.
Kelima, seorang yang selalu menjadikan Al-Quran sebagai sumber ilmu pengetahuan serta selalu peduli dengan umat manusia dan mengajaknya kembali kepada Al-Qur’an.
Jadi tugas kita semua saat ini sebagai orangtua dan muhafidz adalah bagaimana menjadikan siswa-siswi kita mencintai Al-Quran dengan sepenuh cinta. Cinta yang tidak bisa memisahkan keduanya. Cinta Alquran yang menjadikan siswa-siswi ini menikmati setiap prosesnya hingga tuntas. Wallahu alam…
Recent Comments