SYAFANA ISLAMIC SCHOOL : MEMAKNAI PROGRAM TAHFIZH 30 JUZ SYAFANA ISLAMIC SCHOOL

Oleh: H.Nanang Firdaus Masduki,L.c

Sejak pertama kali digulirkan, program tahfizh 30 juz dalam 2 tahun mendapat sambutan yang sangat positif dari siswa dan orangtua Syafana. Hal itu terbukti dengan banyaknya pendaftar untuk mengikuti program tersebut. Hingga saat ini, tak kurang dari 150 peserta sudah terdaftar yang terbagi ke dalam 3 batch. Besarnya animo dan antusiasme siswa dan orangtua untuk mengikuti program ini adalah sesuatu yang mengagetkan sekaligus menggembirakan. Bukan itu saja, selain sambutan di lingkungan internal, sejauh ini juga sudah banyak sekolah atau pesantren yang berkunjung untuk mengadopsi program ini. Subhanallah.

Alhamdulilah, sudah hampir 1.5 tahun lebih program ini berjalan. Progress siswa-siswi penghafal Al-Quran ini ternyata  berbeda satu sama lain. Sesuai batchnya, speed menghafalnya, ketekunannya dan lain-lain. Makanya beberapa orangtua sempat bertanya, bagaimana kalau dalam waktu 2 tahun ke depan target 30 juz belum tercapai? Apakah secara otomatis siswa berhenti menghafal atau terus lanjut? Atau ada juga yang bertanya, kalau siswa sudah hafal 30 juz, lalu langkah selanjutnya bagaimana? Dan masih banyak pertanyaan yang terlontar. Makanya supaya tidak membingungkan dan mendapat pemahaman yang utuh serta sesuai target yang diharapkan, saya akan menjelaskan beberapa hal dimaksud.

 

 . 

PEMAHAMAN ULANG TAHFIZH 30 JUZ DALAM 2 TAHUN

Sebelum mengadopsi program ini dari lembaga Wahatul Furqan di Mesir, tak kurang dari 4 (empat) kali saya bolak balik Jakarta-Cairo. Salah satu tujuannya adalah untuk mempelajari sistem, pola, kurikulum dan metode yang mereka kembangkan. Mempelajari hal-hal yang cocok diimplementasikan  atau tidak cocok di Syafana. Walaupun ide besar programnya kita adopsi dari Wahatul Furqan, tapi tetap kita harus menkombinasikan dengan nilai-nilai dan kebiasaan anak-anak Indonesia. Ditambah pula,  program ini digulirkan atas dasar hasil analisa program-program tahfizh yang selama ini sudah dipraktekan di Indonesia.

Sejak awal, target siswa peserta program ini adalah hafal 30 juz Al-Quran. Harapannya adalah siswa yang dinyatakan lulus program ini adalah siswa yang sudah hafal 30 juz. Ingat, target kita 30 juz.  Walaupun kita harus tetap mengapresiasi seandainya ada siswa yang hafalannya belum sampai 30 juz. Artinya, selama siswa tersebut masih tercatat sebagai siswa Syafana, mereka masih punya kesempatan untuk menuntaskan jumlah hafalannya di sela-sela kegiatan sekolah tanpa harus masuk boarding. Jangan sampai program mulia ini putus di tengah jalan sebelum tuntas.

Adapun terkait target 2 tahun hafal 30 juz, ada dasar pemikirannya dan langkah-langkah selanjutnya ketika seseorang sudah hafal. Ketika melakukan studi banding ke Mesir, saya menyaksikan di Wahatul Furqan Mesir ada siswa yang hafal 30 juz dalam 30 hari, hafal 30 juz dalam 5-6 bulan, hafal 30 juz dalam 1 tahun, hafal 30 juz dalam 2 tahun. Ada juga yang hafal 30 juz dalam 3 tahun dan 4 tahun dan seterusnya. Artinya, jangka waktu pencapaian seorang siswa untuk hafal 30 juz ternyata bervariasi antara satu sama lain.  Di  Wahatul Furqan sendiri, rerata waktu yang dibutuhkan  siswa untuk menghafal 30 juz adalah 6 bulan hingga satu tahun.

 

CARA MENGHITUNGNYA

Jumlah halaman dalam Al-Quran mushaf Utsmany standar Madinah berjumlah kurang lebih 600 halaman. Setiap halaman rata-rata terdiri dari 15 baris. Dalam 1 (satu) tahun terdiri dari 365 hari.  Nah, jumlah 365 hari kita bulatkan menjadi 300 hari waktu efektif menghafal/belajar dan sisa 65 harinya kita tetapkan sebagai hari libur selama setahun. Dengan demikian, maka seseorang memiliki waktu efektif menghafal/belajar dalam setahun adalah lebih kurang 300 hari.

Jika seorang siswa mampu  menghafal 1 juz sehari, maka dia butuh 30 hari untuk menghafal Al-Quran. Jika seseorang mampu menghafal 1 (satu)rubu’/dua setengah halaman perhari, Maka dia butuh 7-8 bulan untuk menghafal Al-Quran. Jika seseorang mampu menghafal 2 halaman sehari, maka dia butuh 1 tahun untuk menghafal Al-Quran. Jika seseorang mampu menghafal 1 halaman sehari, maka dia butuh 2 tahun untuk meghafal Al-Quran. Jika seseorang mampu menghafal setengah halaman atau sekitar 7-8 baris sehari, maka dia butuh waktu 4 tahun. Cepat atau lambatnya durasi seorang siswa menghafal Al-Quran sangat ditentukan banyak faktor seperti kekuatan niat, keistiqamahan, endurance, daya dukung orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dan lain-lain.

Adapun dasar penetapan waktu menghafal 30 juz dalam waktu 2 (tahun) adalah keyakinan saya bahwa dengan durasi 3 jam efektif menghafal, mulai pukul 05.00-08.00 Wib senin -sabtu, seorang siswa akan mampu menghafal minimal satu halaman sehari.

Jika seorang siswa secara konsisten mampu menghafal 1 (satu) halaman per hari, maka target dua tahun itu insya Allah tercapai. Secara umum, kemampuan menghafal siswa peserta program ini sangat variatif. Ada yang sanggup menghafal dua setengah halaman, dua halaman, satu halaman bahkan ada juga yang sehari hanya 2 baris. Tapi percayalah, dengan kekuatan niat, iradah, azam, ikhtiar, ikhlas dan kesabaran, semua siswa bisa tuntas hafal 30 juz. Yang membedakannya hanya soal waktu saja.

 

FASE PASCA HAFAL 30 JUZ

Setelah siswa hafal 30 juz dalam durasi tertentu, tidak serta merta kegiatan ini terputus. Fase berikutnya yang harus dilewati sang hafizh adalah fase Tatsbit. Fase Tastbit adalah fase pemantapan hafalan. Dengan hafalan yang demikian banyak, sang hafizh akan dibimbing oleh muhafizh untuk mengulang, memperbaiki, memperkuat, memperlancar kualitas hafalannya dari awal sampai akhir dengan mengetahui hukum, makhraj dan fashohatul kalam setiap ayat. Pada fase inilah siswa digembleng agar menguasai Alquran sebaik mungkin.

 

FASE PEMBERIAN IJAZAH SANAD

Setelah melewati fase kedua, sang hafizh harus melewati fase berikutnya yaitu fase pemberian ijazah Sanad dari muhafizh atau syaikh Wahatul Furqan. Pemberian ini sangat penting sebagai salah satu bentuk legitimasi dari seseorang yang memiliki otoritas dalam ilmu Al-Quran atas kualitas hafalan sang Hafizh yang terhubung langsung hafalannya kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw. Sehingga kualifikasi sang hafizh terkait kualitas hafalannya betul-betul teruji dan mumpuni.

 

FASE PENDALAMAN TAFSIR ALQURAN

Setelah melewati fase tahfidz, tatsbit dan pemberian sanad Al-Quran, fase berikutnya adalah mempelajari kosa kata Al-Quran beserta tafsirnya. Langkah ini harus dilalui agar supaya sang hafizh tidak sebatas menghafal ayat-ayat Al-Quran tapi juga memahami setiap kosa kata, kandungan isi dan makna terdalam setiap ayat Al-Quran. Serta mampu menghafal dengan kualitas terbaik merujuk kepada sanad bacaan yang terhubung kepada Rasulullah saw serta menguasai makna setiap kata Al-Quran dengan pemahaman yang paripurna.

Demikianlah fase-fase yang harus dilalui oleh seorang siswa dalam menghafal kandungan suci ayat-ayat Al-Quran. Ini adalah sebaik-baik fondasi bagi sang hafizh dalam mengarungi kesuksesan di masa yang akan datang. Harapan kita kelak, jika seseorang sudah hafal 30 juz Al-Quran beserta isi dan kandungannya, kemanapun arah dan langkah pendidikan yang akan sang hafizh ambil, mau memilih menjadi seorang scientis, entrepreneur, profesional, engineer dan lain sebagainya akan selalu menjadikan Al-Quran itu sebagai dasar dan petunjuk dalam setiap gerak langkahnya menuju keberkahan hidup dan kemanfaatan bagi sesama. Wallahu Alam..