Pelajar adalah garda terdepan yang menentukan masa depan, kemajuan, dan pembangunan suatu bangsa. Para pelajar yang memiliki pengetahuan luas, inovatif, dan kreativitas yang tinggi menjadikan bangsa tersebut kuat. Kualitas pelajar yang tinggi dapat bersaing kuat, baik dalam cakupan nasional maupun international dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas bangsa di segala aspek.
Sudah sepatutnya ilmu-ilmu yang didapatkan di sekolah dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari. Ilmu agama diterapkan bagaimana hubungan kita dengan tuhan, melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya. Ilmu pendidikan kewarganegaraan menerapkan norma dan aturan yang ada dalam berinterkasi dengan individu lain. Itu merupakan sedikit contoh dari ilmu yang kita dapatkan di sekolah untuk dapat diimplementasikan dalam kehidupan nyata dengan salah satu tujuannya yaitu menciptakan kesejaahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Seperti yang kita ketahui kualitas pendidikan di Indonesia terbilang sangat rendah. Programme for International Student Assessment (PISA), menempatkan Indonesia di peringkat ke-72 dari 77 negara. (Viva.co.id , 2019). Menurut pengamat pendidikan Budi Trikorayanto, setidaknya ada tiga masalah yang masih membelenggu pendidikan Indonesia, diantaranya kompetensi guru di Indonesia masih berada di tingkat yang sangat rendah dan sistem pendidikan yang tidak sesuai dengan era saat ini. Seharusnya di era pendidikan 4.0 guru tidak lagi menjadi narasumber utama dalam sistem pembelajaran, melainkan sebagai pendamping, penyemangat, dan fasilitator.
Dari penilaian tersebut dijelaskan bagaimana saat ini skill yang harus dikuasai pada abad ke 21 seperti pemikiran kritis, kemampuan menyelesaikan masalah, literasi, komunikasi, kreativitas, inisiatif, dan masih banyak yang lainnya. Namun sayangnya skill tersebut belum dimiliki oleh seluruh pelajar di Indonesia khususnya di daerah kecil, karena salah satu faktor nya yaitu kualitas pendidik di daerah kecil yang rendah dan masih menerapkan sistem pendidikan dimana pelajar hanya sebagai pendengar.
Ketimpangan pendidikan di Indonesia masih sangat tinggi. Bisa kita lihat bahwa tidak semua pelajar memiliki kesempatan yang sama, salah satunya yaitu hak untuk menerima pembekalan ilmu yang sesuai dengan era nya. Pelajar yang memiliki kualitas tinggi dominan di kota-kota besar, karena kualitas sekolah yang sangat berbeda. Kualitas pendidikan di kota besar lebih tinggi dibandingkan di kota kecil, walaupun tidak berlaku kepada seluruh sekolah dan pelajar namun hal ini dominan terjadi. Permasalahan ini menjadi peluang bagi pelajar yang memiliki kualitas dan daya saing yang tinggi untuk membagikan ilmu kepada pelajar lainnya di daerah terpencil.
Perlu kita ketahui bahwa wujud pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, peran pelajar sangat penting bagi kedudukan suatu bangsa, dan perlu di ingat bahwa fungsi dari pendidikan yaitu belajar dan mengajar. Kehadiran saya dan pelajar lainnya yang memiliki kualitas lebih tinggi diharapkan bisa menjadi penerang di daerah yang kurang dalam kualitas pendidikannya.
Solusi dalam permasalahan tersebut yaitu dengan mengaplikasikan keilmuwan yang saya miliki untuk dibagikan keseluruh daerah khususnya pada daerah terpencil dengan cara berkolaborasi dengan teman-teman dari lembaga yang bergerak di bidang pendidikan untuk menciptakan kualitas dan keahlian khusus di setiap bidangnya. Seperti membuat program platform belajar skala nasional yang tujuannya untuk mengevaluasi program belajar mengajar sehingga menjadi rekomendasi untuk pemerintah dalam mengirim guru pembimbing dengan kualitas terbaik dan bantuan sarana belajar di daerah terpencil. Dengan kehadiran saya dan pelajar lainnya yang membawa program platform belajar diharapkan menjadi pelita untuk kemajuan kualitas pendidikan yang memiliki daya saing kuat dan akan memberi manfaat yang besar bagi Indonesia.
Tangerang, 08 September 2021
Penulis : Akmal Azkiyah
Editor : Ust Bima Rizki Prayogo, M.Pd., Gr./Guru Bahasa Indonesia Upper Secondary
Recent Comments